Dra. Wijaya Triwacananingrum: Dedikasi untuk Kemajuan Akuntansi Indonesia.

Dra. Wijaya Triwacananingrum, S.E., M.A., Ak., CA., CMA., CSP., adalah seorang akademisi yang telah mendedikasikan dirinya untuk dunia akuntansi di Indonesia. Saat ini beliau menjabat sebagai Ketua Program Studi Akuntansi di Universitas Pelita Harapan (UPH). Sejak tahun 2016, Wijaya telah aktif mengajar berbagai mata kuliah di UPH, termasuk Akuntansi Manajerial, Pelaporan Keberlanjutan, Akuntansi Biaya, dan Akuntansi Keuangan Dasar. Bagi Wijaya, akuntansi merupakan bidang ilmu yang sangat penting, baik dalam organisasi berorientasi profit maupun non-profit. Itulah sebabnya beliau terus mengembangkan pengetahuannya dalam akuntansi hingga saat ini.

Pengalaman Wijaya dalam dunia Akuntansi tidak diragukan lagi, sebagaimana terlihat dari prestasi-prestasi yang telah diraihnya sebagai seorang akuntan dan dosen. Salah satu prestasinya adalah ketika berhasil menerbitkan jurnal bereputasi Scopus-Q3 pada tahun 2019, yang berjudul “Enhancing the task performance of bank employees: Relevance of trust, self-efficacy, and budget participation” dan Scopus-Q1 berjudul “interactive” performance measurement system and team performance – Towards optimal organizational utility” dan pada Jurnal Sinta 2 Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia (JAKI), dengan judul “Sustainability Reporting And Tax Aggressiveness Before And During Covid-19: Gcg Moderating Variable” pada tahun 2022. Selain menulis publikasi ilmiah, Wijaya juga kerap memberikan kuliah umum di beberapa perguruan tinggi lainnya. Pada tahun 2022, Wijaya juga menjabat sebagai Ketua Umum Konferensi Ilmiah Akuntansi (KIA-IX).

Wijaya memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Universitas Negeri Surabaya dan sarjana akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan Magister Akuntansi di Universitas Airlangga Surabaya, dan menyelesaikan Program Doktor Ilmu Ekonomi dengan peminatan di bidang Akuntansi untuk memperlengkapi dirinya berkarier sebagai akademisi. Ia juga memperoleh beberapa sertifikasi, termasuk Certified Management Accountant (CMA) dan Certified Sustainability Practitioner (CSP).

Sebelum memutuskan untuk menjadi seorang akademisi, Wijaya juga telah mengumpulkan pengalaman kerja sebagai konsultan akuntansi dan praktisi di Kantor Akuntan Publik (KAP). Pada tahun 2008, dengan berbekal pengalaman sebagai praktisi dan latar belakang pendidikan Magister Akuntansi yang telah diselesaikannya, Wijaya memutuskan untuk mengabdikan diri sebagai dosen.

“Pada tahun 2008, saya terpanggil untuk menjadi seorang akademisi. Menurut saya, saat itu merupakan waktu yang tepat untuk berbagi pengetahuan kepada mahasiswa Akuntansi, yang akan menjadi generasi penerus akuntan profesional di masa depan. Dengan latar belakang pengetahuan dan pengalaman di dunia industri, saya berharap dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa. Salah satu tujuan utama saya adalah untuk mengurangi kesenjangan (gap) antara dunia akademis dan dunia industri. Saya berharap pengetahuan yang dimiliki mahasiswa tentang akuntansi semakin relevan dengan kebutuhan di lapangan,” ungkap Wijaya.

Bagi Wijaya, menjadi seorang dosen di Akuntansi UPH adalah kesempatan berharga untuk membantu mempersiapkan generasi penerus dan ikut serta dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Ia merasa terhormat dan sangat bersyukur atas kesempatan ini, yang memungkinkannya untuk membentuk karakter calon akuntan terbaik Indonesia bahkan dunia melalui pengajaran yang ia berikan kepada mereka.

Menurut Wijaya, dunia akuntansi di Indonesia telah mengalami perkembangan yang signifikan setelah era pandemi Covid-19. Banyak pergeseran dan penyesuaian yang terjadi sebagai respons terhadap situasi dan kondisi ekonomi global. Contohnya, terjadi pergeseran dari akuntansi tradisional (traditional accounting) menuju akuntansi berkelanjutan (sustainability accounting), serta kesadaran bisnis yang tidak hanya fokus pada pemegang saham (shareholder), tetapi juga memperhatikan kepentingan para stakeholder. Perkembangan teknologi juga memberikan dampak pada proses akuntansi yang mengalami digitalisasi, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien.

Bagi para profesional dan calon profesional di bidang akuntansi, Wijaya juga memberikan pesan untuk terus meningkatkan pengetahuan mereka dengan mempelajari berbagai ilmu yang relevan dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi ekonomi yang dapat mempengaruhi bisnis korporasi. Baginya, seorang akuntan harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Terlebih lagi, ada banyak isu yang menyatakan bahwa peran akuntan akan segera digantikan oleh teknologi.

“Menurut saya karier sebagai akuntan tidak akan pernah meredup, karena akuntansi merupakan salah satu pilar penunjang bisnis. Kemajuan teknologi memang akan mengubah praktik akuntansi secara signifikan. Namun, teknologi tidak akan sepenuhnya menggantikan peran akuntan. Teknologi akan terus mengubah cara kita melakukan akuntansi, tetapi peran manusia dalam menerapkan pengetahuan, interpretasi, dan analisis tetap menjadi hal utama dalam dunia akuntansi. Sebagai akuntan, kita harus terus meningkatkan pengetahuan sesuai dengan tuntutan zaman, dan selalu siap menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi ekonomi yang dapat berdampak pada bisnis korporasi,” jelas Wijaya.

Lebih jauh lagi, menurut Wijaya, pendidikan formal merupakan fondasi ilmu yang sangat penting bagi calon akuntan. Beliau menambahkan, “Selain mengambil kuliah di program studi akuntansi, para akuntan harus melengkapi diri dengan mengikuti ujian sertifikasi Akuntan yang diselenggarakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk mendapatkan gelar Ak (Akuntan) atau CA (Certified Accountant). Hal ini penting dilakukan sebagai bukti keahlian kita dalam bidang akuntansi.”

Bagi dunia akuntansi di Indonesia, Wijaya berharap semakin banyak calon akuntan profesional, terutama di bidang sustainability accounting. Dengan demikian, keahlian yang dimiliki sesuai dengan perkembangan yang ada.

“Di Indonesia, masih diperlukan banyak akuntan profesional yang sesuai dengan perkembangan bisnis saat ini yang menekankan pada keberlanjutan korporasi. Pengembangan standar, khususnya terkait keberlanjutan korporasi, perlu terus diawasi dan diperbarui agar sesuai dengan kebutuhan akuntansi berkelanjutan di Indonesia,” pungkas Wijaya.

Program Studi Akuntansi UPH

Melalui Program Studi Akuntansi UPH, mahasiswa mempelajari bagaimana menyusun dan menginterpretasikan laporan keuangan, mendesain sistem informasi, melakukan audit dan melaporkan hasilnya, menyusun dan melaporkan pajak perusahaan, dan menganalisis kelayakan keuangan dan investasi. Di samping keterampilan teknis di bidang akuntansi keuangan tersebut, mahasiswa juga akan dibekali dengan wawasan dunia yang holistik untuk mendalami bidang akuntansi secara menyeluruh. Kami juga menawarkan peminatan yang paling relevan dengan kebutuhan dunia industri masa kini, antara lain, Akuntansi Manajerial, Akuntansi Digital, Audit, dan Perpajakan. Mari bergabung dengan UPH! Untuk informasi lebih lanjut hubungi Student Consultant di 0811-1709-901 atau daftar di sini.