Sinematografi UPH Bekali Mahasiswa jadi Film Maker Handal.

Film merupakan serangkaian video bergerak atau gambar hidup sehingga menciptakan hasil karya seni yang memiliki kelengkapan dari beberapa unsur seni lainnya untuk menyampaikan pesan tertentu kepada khalayak. Banyaknya jenis-jenis film seperti film cerita, dokumenter, video komersial, dan sebagainya perlu penanganan yang berbeda-beda. Seorang sinematografer diharuskan punya teknik dan keterampilan yang mumpuni agar karya yang dihasilkan bisa diapresiasi oleh orang lain. Namun, terlepas dari penanganan yang berbeda, dalam membuat sebuah film ada 3 tahapan wajib yang harus dilewati.

Tahapan-tahapan tersebut ialah pre-production, production, dan post-production. Ketiga tahapan ini sangat penting untuk diperhatikan bagi seorang sinematografer. Tentu tahapan ini tidak mudah dilewati karena harus mempunyai konsep yang benar-benar matang. Hal ini disampaikan oleh Bona Soetirto, praktisi dari Bona Soetirto Photography sekaligus dosen Sinematografi Universitas Pelita Harapan (UPH).

“Tahapan bikin film itu banyak sekali, dimulai dari pre-production kita harus punya perencanaan dan konsep yang benar-benar matang, lalu persiapan dari riset, naskah, casting, storyboard itu semua masuk dalam proses ini. Pre-production paling penting karena sebagai basic awal kita buat film. Kemudian tahap production, dari konsep yang sudah matang tersebut lalu kita eksekusi, dan pantau kondisi di lapangan nyata nya seperti apa. Yang terakhir post-production, termasuk semua tahap edit video, beri efek coloring, dan sebagainya sampai film benar-benar jadi,” Jelas Bona.

Tentu untuk mampu menjalani itu semua, selain modal pengetahuan akademis juga dibutuhkan skill yang baik. Modal inilah yang menjadi fokus dari peminatan Sinematografi UPH untuk mendukung mahasiswa dengan berbagai teori dan praktik berkaitan dengan industri film yang tentunya menjadi bekal penting di industri ini.

Pengalaman menjalani kuliah di prodi Sinematografi juga disampaikan Clarissa Ruth Natan, alumni Sinematografi UPH Angkatan 2015, yang aktif sebagai asisten dosen. Ia juga seorang profesional photographer dan videographer yang karya-karyanya pernah diputarkan dua kali di Jakarta Fashion Week 2018, Promotional Photos & Lyric Video for Ify Alyssa’s single “Dua Insan”, Promotional Photos & Video Teaser for Nadin Amizah’s single “Sorai”, promotional videos for Style Theory Indonesia, dan masih banyak lagi.

Menurut Clarissa studi di Sinematografi memperkaya karya-karyanya. ”Dalam kuliah sangat ditanamkan 2 hal penting yaitu konseptual dan teknik. Dua hal ini harus seimbang supaya bisa wujudkan technical nya,” ungkap Clarissa.

Selain itu, saat berkuliah di Sinematografi UPH, mahasiswa akan diberikan pembelajaran yang menyeluruh dan bakal mencicipi semua posisi seperti menjadi sutradara, produser, art director, DoP (Director of Photography), dan lainnya.

Peminatan sinematografi UPH jelas tidak hanya sekedar mengajarkan teknis melaikan lebih menekankan kepada attitude, seperti disiplin dan rasa peduli dengan hal-hal detail dalam pekerjaannya, ditambah dengan penekanan konsep yang kuat kepada mahasiswa. Hal ini secara tidak langsung akan berdampak pada kualitas produksi. Karenanya para mahasiswa dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang mumpuni untuk dapat memproduksi film-film yang berkualitas.

Penjelasan seputar pendidikan Sinematografi ini disampaikan dalam Webinar (Web Seminar) bertajuk “The Truth About Film Making” pada 27 Mei 2020. Webinar ini merupakan bagian dari rangkaian acara “Liburan Bareng Yuk!” #DirumahAjaTetapSeru, yang digelar UPH untuk menambah wawasan para siswa/i SMA, khususnya mereka yang masuk ke jenjang universitas. Punya impian jadi sutradara atau produser nanti? Ayo belajar dan gabung bersama UPH saja!