NEWS & PUBLICATION

Program ‘Mari Membaca’, Jadi Upaya Mahasiswa UPH Tingkatkan Minat Baca dan Literasi Siswa SDN 5 Tigaraksa

30/04/2025 Student Affairs

Program ‘Mari Membaca’, Jadi Upaya Mahasiswa UPH Tingkatkan Minat Baca dan Literasi Siswa SDN 5 Tigaraksa

Buku adalah jendela dunia, dan menanamkan kebiasaan membaca sejak dini merupakan bekal berharga untuk masa depan anak-anak. Inilah yang dilakukan mahasiswa Universitas Pelita Harapan (UPH) lewat program Mari Membaca 9, sebuah inisiatif dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Unit Service Learning Community (SLC) UPH. Program ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 5 Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten, pada 11 April 2025 dan 17 April 2025. Melalui kegiatan ini, mahasiswa UPH turut ambil bagian dalam mendorong semangat literasi dan membangun budaya membaca di kalangan siswa-siswi sekolah dasar.

Mari Membaca 9 adalah salah satu program unggulan dari SLC UPH yang secara konsisten dilaksanakan setiap tahun. Memasuki tahun ke-9 pada 2025, program ini hadir melalui tagline ‘Melangkah dengan Cerita, Menuju Masa Depan Ceria’.

Tahun ini, kegiatan tersebut melibatkan 617 siswa kelas 1 hingga 6 dari SDN 5 Tigaraksa, 24 guru, 36 mahasiswa UPH, serta 38 panitia yang berperan aktif. Tujuan utama dari kegiatan ini untuk menumbuhkan minat membaca, meningkatkan kesadaran akan pentingnya literasi, dan membentuk kebiasaan belajar yang positif sejak dini.

Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan literasi, program ini juga mendapat donasi buku bacaan edukatif dari beberapa penerbit. Selain dari BukuAku, turut serta pula penerbit Kesaint Blanc yang menyumbangkan 16 buku, Litara dengan 7 buku, serta Little Quokka yang menyumbangkan 4 buku. Donasi ini diharapkan menjadi salah satu media pembelajaran yang menarik bagi anak-anak dan mampu memperkaya koleksi bacaan mereka, sehingga mendorong kebiasaan membaca sejak dini secara berkelanjutan.

Ketua Acara Mari Membaca 9, Nikita Novena Natsir Mahasiswa Program Studi (Prodi) Psikologi UPH Angkatan 2023, menjelaskan bahwa latar belakang utama dari program ini adalah pentingnya membangun kebiasaan membaca bagi anak-anak yang merupakan fondasi awal dalam proses belajar. Menurutnya, membaca bukan sekadar mengenal huruf, tetapi menjadi kunci untuk memahami pelajaran dan memperluas wawasan.

“Anak sekolah itu perlu belajar, dan mau belajar itu dimulai dari membaca. Maka dari itu, diharapkan dari program Mari Membaca 9, tingkat literasi siswa di SDN 5 Tigaraksa bisa semakin meningkat, lebih suka membaca buku, serta memahami apa yang mereka pelajari di sekolah,” ucap Nikita.

Dua Hari Penuh Inspirasi

Selama dua hari pelaksanaan, program ini menghadirkan beragam kegiatan seru dan interaktif. Mulai dari seminar untuk guru dan siswa, sesi membaca bersama, aktivitas seni seperti membuat kolase dan pembatas buku, hingga mendekorasi perpustakaan. Semua kegiatan dirancang untuk menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan tak terlupakan bagi anak-anak.

Lia Nurmala, S. Pd.SD., selaku Kepala SDN 5 Tigaraksa menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan  tersebut. Dalam kesempatan itu, ia mengungkapkan bahwa selama dua tahun terakhir, minat membaca siswa-siswi SDN 5 Tigaraksa menurun. Salah satu penyebab utamanya adalah maraknya penggunaan gadget di kalangan anak-anak. Berdasarkan survei internal, dari 616 siswa, hanya 182 yang masih tertarik untuk membaca buku. Melihat kondisi ini, Lia menegaskan bahwa kerja sama semua pihak untuk menghidupkan kembali budaya literasi di sekolah sangatlah penting.

“Saya berharap, rasa cinta membaca dan semangat literasi siswa-siswi maupun guru bisa terus tumbuh. Semoga kegiatan seperti ini tidak berhenti sampai di sini dan bisa terus berlanjut melalui berbagai kolaborasi ke depannya,” ucapnya.

Lebih lanjut Hj. Siti Dwi Dianawati, S.Pd., M.M., selaku Pengawas Binaan SD Wilayah Kecamatan Tigaraksa turut mendukung upaya kolaborasi yang terjalin antara tim Mari Membaca 9 dan SDN 5 Tigaraksa. Ia menegaskan bahwa kolaborasi ini sejalan dengan moto Dinas Pendidikan yang mengedepankan prinsip kolaboratif.

“Di Dinas Pendidikan, kami selalu berupaya membangun kolaborasi dengan berbagai pihak, dan ini luar biasa karena UPH sudah melakukannya. Kolaborasi ini benar-benar selaras dengan program yang kami jalankan. Kontribusi mahasiswa terhadap pendidikan di sekolah dasar memang sangat dibutuhkan untuk mempersiapkan generasi masa depan,” ucapnya.

Menumbuhkan Generasi Cinta Membaca Bersama ‘BukuAku’

Dalam program ini, tim Mari Membaca 9 turut membangun sebuah perpustakaan dengan memanfaatkan salah satu ruangan kosong di SDN 5 Tigaraksa. Pembangunan ini dilakukan karena sekolah itu belum memiliki perpustakaan yang nyaman dan layak untuk siswa-siswinya. Selama ini, mereka hanya mengandalkan pojok baca di setiap ruang kelas. Suasana di pojok baca tersebut kurang mendukung untuk membaca dengan tenang, berbeda dengan suasana ideal seperti di perpustakaan.

Berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 5, 7, dan 12 April 2025, proses pembangunan mencakup pengisian rak-rak dengan berbagai buku bacaan, serta menyediakan rak khusus alat tulis dan perlengkapan lain yang mendukung kegiatan belajar. Tak hanya itu, tim juga mempercantik ruangan dengan mural dan sticker wallpaper bertema flora dan fauna untuk membuat suasana perpustakaan lebih hidup dan menyenangkan.

Di perpustakaan ini, juga disediakan QR Code yang terhubung langsung ke website ‘BukuAku’, sebuah aplikasi perpustakaan digital yang memudahkan akses ke berbagai koleksi buku online. Harapannya, siswa-siswi SDN 5 Tigaraksa yang membawa ponsel bisa dengan mudah memindai QR Code tersebut untuk menemukan lebih banyak buku bacaan digital yang belum tersedia di perpustakaan sekolah. Pembangunan ini juga bertujuan menghadirkan perpustakaan yang nyaman dan lengkap, agar para siswa semakin termotivasi untuk membaca dan terus memperluas wawasan mereka.

Menanggapi program ini, Ayunda Pravitanova selaku Head of Partnership PT Bukuaku Digital Indonesia, mengatakan bahwa program Mari Membaca 9 sangat selaras dengan tujuan perusahaan, yakni mendorong anak-anak menjadi lebih aktif dan cinta membaca. Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan gerakan literasi di lingkungan sekolah.

“Kami harap siswa-siswi dapat terus menerapkan budaya membaca dalam kegiatan belajar mereka setiap hari. Kegiatan ini sangat menginspirasi dan patut diduplikasi di sekolah-sekolah lain karena manfaatnya yang besar untuk peningkatan literasi,” katanya.

Lebih dari sekadar kegiatan sosial, Mari Membaca 9 adalah cerminan dari semangat pelayanan berbasis kasih yang diusung oleh SLC UPH. Program ini juga menunjukkan bahwa meningkatkan literasi bukan hanya tugas guru atau orang tua saja, tetapi juga tanggung jawab kita semua sebagai bagian dari masyarakat. Melalui keterlibatan aktif mahasiswa di tengah masyarakat, SLC UPH ingin menginspirasi lebih banyak generasi muda untuk menjadi agen perubahan yang tidak hanya peduli terhadap pendidikan, tetapi juga siap berkontribusi membangun masa depan yang lebih baik.

UPH senantiasa berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan unggul, guna mencetak lulusan yang takut akan Tuhan, profesional, dan berdampak positif bagi masyarakat secara nyata.