Reisa Broto Asmoro: Tingkatkan Kualitas Kehidupan Masyarakat Melalui Profesi Dokter.

“Kalau kita melihat pasien, jangan hanya dari penyakitnya saja, tapi lihatlah dia sebagai individu dalam satu kesatuan masyarakat yang ke depan kehidupannya bisa lebih baik,” kata dr. Reisa Broto Asmoro, alumni Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan (FK UPH) angkatan 2003.

Siapa yang tidak kenal dr. Reisa? Seorang dokter yang aktif mengedukasi masyarakat terkait kesehatan, baik di dunia pertelevisian tanah air hingga media sosial. Namanya dikenal masyarakat luas saat pernah menjadi pembawa acara program dr.Oz Indonesia yang ditayangkan di salah satu stasiun TV Indonesia pada 2013-2019. Nama dr. Reisa kian melejit dan menyorot perhatian publik saat dipercaya sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan pandemi Covid-19 pada 2020-2023.

Setelah lulus dari UPH, dr. Reisa mengawali kariernya sebagai dokter umum yang berkecimpung di dunia forensik pada 2009-2010 di RS Polri Raden Said Soekanto Kramat Jati, Jakarta Timur. Ia juga pernah menjadi salah satu anggota Disaster Victim Identification (DVI) pada 2009-2013 yang juga terlibat dalam proses investigasi korban jatuhnya pesawat Sukhoi serta beberapa korban bom terorisme di Jakarta.

Saat ini, dr. Reisa masih aktif berpraktik sebagai dokter umum hingga kecantikan. Ia juga tergabung di klinik kecantikan di kawasan Jakarta Selatan dan menjabat sebagai Head of Skin Centre and Beauty Treatment Consultant di JMB Aesthetics Clinic Prapanca sejak 2012. Selain itu, dr. Reisa juga disibukkan dengan beragam aktivitas, mulai dari menjadi narasumber untuk talkshow dan seminar, narasumber tetap Radio Kementerian Kesehatan, membintangi beberapa iklan, brand ambassador sejumlah brand, serta mengembangkan bisnis.

Perempuan yang pernah menggeluti dunia modeling ini telah bercita-cita menjadi seorang dokter sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Sebelum memutuskan memilih perguruan tinggi, ia mengikuti tes minat dan bakat untuk mengetahui kapasitasnya. Hasil tes tersebut menyatakan dr. Reisa memiliki kapasitas untuk menempuh pendidikan kedokteran, baik Kedokteran Umum, Kedokteran Gigi, dan Kedokteran Hewan. Alhasil, ia pun memutuskan untuk memilih Kedokteran Umum.

“Dari dulu saya suka science studies, yaitu biologi, fisika, dan kimia, sehingga kuliah kedokteran menjadi sangat menyenangkan. Kini, saya bisa terhubung dengan masyarakat serta melihat peningkatan kualitas hidup mereka. Saya bersyukur cita-cita ini dapat tercapai” kata peraih gelar Puteri Indonesia Lingkungan 2010 yang juga mewakili Indonesia dalam kontes Miss International 2011 ini.

Bagi dr. Reisa, bisa memberikan dampak melalui profesi yang dijalankannya menjadi suatu pencapaian yang berharga. Ia menceritakan, saat masih menjadi dokter muda yang menjalani program koas, dirinya pernah menangani seorang pasien anak yang kerap kali mendapatkan perawatan di rumah sakit dan tidak kunjung pulih. Rasa penasaran yang tinggi memicu dr. Reisa melakukan pemeriksaan intensif terhadap pasien tersebut guna mengetahui diagnosanya. Setelah diperiksa, pasien itu ternyata menderita penyakit sekat jantung dan kemudian dilakukan tindakan operasi.

“Pasien tersebut sembuh dan kualitas hidup keluarganya juga membaik. Orang tuanya bisa bekerja dengan baik lagi, tidak menghabiskan biaya di rumah sakit, adik-adiknya juga bisa kembali bersekolah. Dari pengalaman ini saya belajar, ketika dokter menghadapi pasien, bukan cuma penyakit itu saja yang dapat disembuhkan, melainkan juga dapat memperbaiki kehidupan satu keluarga bahkan masyarakat,” ucap dr. Reisa.

Pengalaman berharga lainnya bagi dr. Reisa ialah saat bertugas sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Pandemi Covid-19. Menurutnya, perannya tersebut sangat penting lantaran dapat mengedukasi dan memberikan solusi kepada masyarakat dalam menghadapi Covid-19.

Terkait alasan memilih FK UPH sebagai tempat menempuh pendidikan, dr. Reisa mengungkapkan beberapa alasan. Pertama, UPH tidak mengadakan ospek yang menimbulkan bullying. Kedua, FK UPH menyediakan fasilitas, peralatan, dan tenaga pengajar yang berkualitas meskipun pada saat itu fakultas tersebut masih baru dibuka.

“UPH ini mengajarkan suatu kerukunan. Umumnya, kompetisi di antara mahasiswa dan para dokter di lapangan itu sangat sengit. Namun, UPH mendidik kami supaya tetap bisa solid. Ketika masa pandemi, mungkin saya kenal semua lini di berbagai tingkatan komunitas. Namun, tetap yang paling solid dan support itu sesama FK UPH. Jadi, benar-benar terasa suasana kekeluargaannya dan pertemanannya. Nilai-nilai kompetitif yang baik inilah yang saya kagumi dan menjadi suatu nilai yang saya bawa sampai sekarang,” ujarnya.

Selain melayani lewat profesinya, dr. Reisa juga aktif menjadi pengurus organisasi. Menurutnya, organisasi merupakan wadah untuk bertukar ilmu dan pengalaman, membantu pekerjaan, bahkan mengejar pencapaian. Sejumlah organisasi yang diikuti dr. Reisa di antaranya, menjadi pengurus Divisi Komunikasi dan Teknologi Informasi Lembaga Akreditasi Mutu Fasyankes Indonesia (LAMFI); Biro Hubungan Masyarakat dan Antar Lembaga Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI); Bidang Hubungan Masyarakat, Publikasi dan Dokumentasi Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni); Bidang Kemitraan dan Hubungan Masyarakat Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik dan Regeneratif Indonesia (Perdaweri); serta masih banyak lagi.

Terkait prospek karier ke depan, dr. Reisa memandang bahwa dokter merupakan salah satu profesi yang tidak akan tergantikan. Selain itu, kedokteran juga memiliki lini pekerjaan yang luas, salah satunya seperti dirinya yang aktif sebagai dokter di dunia entertainment.

“Saya berharap, semakin banyak yang ingin menjadi dokter sesuai dengan minatnya masing-masing dan bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Raihlah mimpimu setinggi langit dengan penuh semangat dan berdoa, serta jadilah pribadi yang ramah dan bermanfaat untuk sesama,” pesan dr. Reisa.

Tentang Fakultas Kedokteran UPH

UPH berkomitmen untuk menghasilkan lulusan Fakultas Kedokteran yang kompeten, unggul, dan mampu berkontribusi secara nyata bagi masyarakat. Di FK UPH, mahasiswa akan belajar ilmu kedokteran, kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan melalui kurikulum pembelajaran inovatif yang berbasis pemecahan masalah. Selain itu, UPH juga bekerja sama dengan berbagai institusi perawatan kesehatan swasta dan pemerintah.  Kualitas FK UPH juga telah diakui, hal ini terbukti melalui pencapaian peringkat pertama sebagai Fakultas Kedokteran terbaik di Indonesia dari perguruan tinggi swasta (PTS), berdasarkan data pemeringkatan EduRank 2023. Untuk informasi selengkapnya, kamu bisa menghubungi Student Consultant di nomor 0811-1709-901 atau klik di sini.