maps
Kampanye yang berlangsung selama 20 hari ini, dimulai dari 1 April, dinamakan Safe Driving Campaign (SDC).
Di seluruh dunia, penyebab kecelakaan untuk pengemudi yang berumur 19-29 tahun adalah penggunaan handphone, rasa kantuk, terburu-buru, kurangnya konsentrasi serta mengemudi dalam pengaruh alcohol. Berdasarkan data tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa UPH mengambil inisiatif untuk mengadakan kampanya untuk menggalakkan mengemudi yang aman bagi mahasiswa UPH dan masyarakat di area Lippo Karawaci. Kampanye yang berlangsung selama 20 hari ini, dimulai dari 1 April, dinamakan Safe Driving Campaign (SDC).
Di antara 20 hari tersebut, BEM mengadakan kegiatan skala besar selam 3 hari. 2 April 2008 merupakan hari pembukaan kampanye. Rektor UPH, Jonathan Parapak, menghadiri serta membuka kampanye secara resmi. Di siang harinya, seminar dengan topik mengemudi yang aman diselenggarakan.
Untuk menyampaukan pesan ini kepada masyarakat, terutama bagi yang berumur 19-29 tahun, panitia melaksanakan kampanye kreatif dengan membagikan selebaran, poster, gelang, kartu pos, dan lainnya.
Panitia juga melaksanakan kampanye ini di Supermal Karwaci pada tanggal 12 April 2008. Pada hari itu, mereka menyelenggarakan talkshow dengan Moreno Soeprapto sebagai pembicara dan diikuti dengan penampilan oleh Jamaican Cafe. Kampanye ini diadakan di mall karena targetnya tidak hanya mahasiswa UPH namun juga masyarakat di sekitaran Lippo Karawaci.
Selama talkshow, Soeprapto menyampaikan beberapa tips untuk mengemudi yang aman, Hal pertama yang pengemudi harus lakukan adalah duduk dengan nyaman dan memastikan kakinya dapat mencapai pedal. Selanjutnya, pengemudi harus meletakkan tangan kanannya di posisi kam 3 dan tangan kiri di posisi jam 9 dari roda setir.
Setelah duduk dan memegang setir di posisi yang benar, Soeprapto menyarankan untuk tidak memutar setir dengan menggunakan telapak tangan meskipun yang dikemudikan adalah mobil dengan power steering terbaik. Apabila roda mengenai batu atau benda lainnya, pengemudi bisa kehilangan kendali roda setir dan juga mobilnya. Untuk mencegah ban bocor, Soeprapto menyarankan kepada para penonton untuk tidak mengemudi di bahu jalan kerena permukaannya tidak bersih dari benda tajam.
Soeprapto juga menekankan pentingnya kegiatan untuk mensosialisasikan mengemudi yang aman ke masyarakat. Menurutnya ada banyak informasi mengenai mengemudi yang aman yang tidak dapat didapatkan hanya dengan mengambil ujian ijin mengemudi saja.
Dalam acara terakhir pada tanggal 16 April, panitia menyelenggarakan ROAD ACT yang melibatkan lebih dari 500 mahasiswa turun ke jalanan di sekitar Supermal Karawaci untuk menunjukkan kepedulian mereka akan mengemudi yang aman. Para peserta dihibur dengan kehadiran RAN.
Untuk membantu pengertian mengemudi yang aman, BEM memberikan selebaran gratis yang berisikan fakta dan mitos mengenai mengemudi. Tampaknya, banyak asumsi yang salah di masyarakt mengenai mengemudi aman. Berhenti sesaat untuk istirahat 5 menit atau untuk segelas kopi, misalnya, tidak akan membantu mengurangi rasa kantuk. Hal yang diharuskan adalah untuk benar-benar tidur.
Panitia tidak sendirian dalam mengkampanyekan ini, mereka juga ditemani oleh Polisi Lalulintas Tangerang dengan program mereka yaitu ?Police Goes to Campus?.
By Marcel Glen Longdong, CA