NEWS & PUBLICATION

UPH Mengundang Ahli Ekonomi Moneter Steve Hanke untuk Kuliah Umum

17/02/2009 Uncategorized

UPH Mengundang Ahli Ekonomi Moneter Steve Hanke untuk Kuliah Umum

statistic

Prof Dr. Steve Hanke dari John?s Hopkins University kembali datang ke Indonesia untuk membagikan visi dan teorinya mengenai kondisi moneter Indonesia.

Prof Dr. Steve Hanke dari John?s Hopkins University kembali datang ke Indonesia untuk membagikan visi dan teorinya mengenai kondisi moneter Indonesia. Untuk mengabarkan kesempatan yang baik ini kepada publik, UPH mengadakan konferensi pers pada tanggal 16 Februari.

Hadir dalam konferensi pers ini adalah Rektor UPH, Jonathan L. Parapak, Penasihat Senior UPH, Adrianus Mooy, Dekan Sekolah Bisnis UPH, Roy Sembel dan James Riady sebagai perwakilan dari Indonesian Chamber of Commerce and Industry.

Dalam kesempatan ini, Adrianus Mooy menjelaskan topik yang Prof Hanke akan bahas di kuliah umumnya yang berjudul ?How Bad is Indonesia?s Monetary Mess? (Seberapa Buruk Kekacauan Moneter Indonesia). Kuliah ini didasari krisi global yang juga berdampak di Indonesia.

Topik menarik lainnya adalah membahas apa yang salah di manajemen ekonomi, terutama di AS, dan bagaimana pemerintah AS akan mengatasi krisis ini.

Sebagai salah satu negara yang terkena dampak krisis ekonomi AS, bila kondisi ekonomi AS semakin membaik maka Indonesia akan menerima banyak keuntungan.

?Bila kebijakan pemerintah AS untuk keluar dari krisis ini lebih efektif, maka lebih penting lagi bagaimana untuk mempelajari bagaimana mengatasi krisis di negara ini,? jelas Mooy.

Dalam kesempatan ini juga, Hanke menjelaskan dua skenario yang dapat terjadi di kondisi ekonomi Indonesia. Skenario pertama, yang ia percaya sangat populer dan modern, adalah deflasi. Sementara di skenario kedua, yang kemungkinan bisa terjadi juga, adalah re-inflasi ekonomi.

Prof. Hanke menyatakan Indonesia saat ini sedang menggunakan sistem peralihan valuta asing di mana kebijakan moneter dan kebijakan valuta asing bercampur yang membuat kebijakan tersebut berbahaya untuk kondisi ekonomi negara.

Ia juga menyebitkan kondisi ekonomi Indonesia di artikelnya yang baru-baru ini diterbitkan di Wall Street Journal yang berjudul ?Indonesian Monetary Muddle?. Ia menarik kesimpulan isi artikel ini dengan menyatakan Indonesia sekarang sedang menghadapi dua pilihan untuk mengatasi krisis. Solusi tersebut adalah model mengambang dan tetap.

Kuliah Prof. Hanke dapat memberikan ide untuk apa yang harus dilakukan untuk mengatasi krisis ekonomi. Ide tersebut meliputi manajemen valuta dan rata-rata bunga. Hal ini penting karena kita perlu mempelajari tindakan yang tepat untuk mengatasi krisis sehingga menghindari kesalahan yang sama seperti yang AS lakukan.

Kuliah umum ini dihadiri oleh anggota Indonesian Chamber of Commerce and Industry, perwakilan universitas dari Jabodetabek, eksekutif dan praktisi ekonomi serta masyarakat umum yang tertarik.

Di kesempatan lainnya, Hanke juga akan presentasi di hadapan mahasiswa UPH di kampus UPH untuk kedua kalinya. Hal ini untuk membantu mahasiswa agar sepenuhnya mengerti mengenai kondisi moneter dan ekonomi dunia, terutama di AS dan dampaknya di Indonesia. Ini akan membantu dalam persiapan untuk kondisi ke depannya serta langkah yang tepat sebelum menghadapinya,

Prof. Hanke adalah seorang profesor senior di ekonomi terapan dari John?s Hopkins University, Baltimore, AS, yang juga profesor terhormat di UPH. Ia dikenal di dunia internasional sebagai ahli ekonomi di bidang ekonomi internasional dan kebijakan moneter. Ia juga ahli ekonomi senior di Dewan Penasihat Ekonomi ketika AS di bawah kepemimpinan Reagan dan pernah bekerja sekali sebagai penasihat pemerintah di beberapa negara Amerika Latin dan Eropa Timur.

Sepuluh tahun yang lalu, Prof Hanke merupakan penasihat ekonomi untuk mantan Presiden Soeharto. Beliau lah yang menggagas kebijakan Currency Board System untuk mengatasi krisis ekonomi Indonesia.