13/04/2010 Uncategorized
title
Kesadaran akan pentingnya menjaga bumi kita sebaiknya dimulai sejak dini.
![]() dr. Puteri Nastiti Krisma
|
Kesadaran akan pentingnya menjaga bumi kita sebaiknya dimulai sejak dini. Usaha penyelamatan ini tentunya akan semakin lancar jika mendapat dukungan penuh oleh segala lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Sebagai langkah awal, maka Senat Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan berkerjasama dengan Radio Republik Indonesia (RRI) mengadakan lokakarya ?Persembahan Bagi Hijau, Menuju Sehat oleh Kartini?, Kamis (08/03) di Auditorium. M. Jusuf Ronodiputro, RRI Jakarta. Melalui acara ini, diharapkan akan tumbuh kesadaran dari diri peserta, khususnya anak-anak untuk lebih peduli tentang keadaan bumi. |
|
Hadir sebagai pembicara dr. Puteri Nastiti Krisma dari FK-UPH yang menjelaskan tentang pentingnya menjaga bumi ini sehingga terhindar dari kehancuran. Sebagai langkah nyata para peserta dan panitia berkomitmen untuk tidak menggunakan botol minum plastik dan membawa wadah makanan dari kemasan styrofoam selama berlangsungnya acara. Peraturan ini disambut dengan antusias oleh 80 peserta dari lima sekolah dasar, yaitu : SDN 05 Kemanggisan Pagi, Jubilee (Full English Programme), Jubilee (National Plus), dan Al-Azhar 13 Rawamangun. ? Tekad menjaga bumi ini menuju hijau harus dimulai dengan anak-anak. Mau tidak mau, kita harus menjadi perintis dan pelopor pengembangan bumi yang sehat mulai dari sekarang, ? ujar Parni Hadi selaku Direktur Utama RRI.
Lalu, apa kontribusi yang bisa diberikan anak-anak ini? Dalam penjelasannya, dr. Puteri menganjurkan agar anak-anak mulai membiasakan diri untuk memisahkan dua jenis sampah yang berbeda, organik dan non-organik. Kebiasaan ini bisa menunjang proses pembusukan yang akan terjadi secara alamiah. Macam-macam sampah organik contohnya sayur-mayur, buah-buahan, kayu, dan berbagai macam sampah yang mudah terurai. Sedangkan sampah non-organik adalah bahan-bahan yang sulit membusuk, karena terdapat kandungan kimia di dalamnya. Contoh sampah non-organik adalah plastik, stereofoam, besi, dan lain sebagainya. Ternyata, hal ini sudah juga dilakukan oleh beberapa sekolah seperti Jubilee dan Al-Azhar Rawamangun.
Dari penjelasan dr. Putri, terungkap bahwa banyak kebiasaan sehari-hari kita yang membuat keadaan bumi semakin parah. Beberapa diantaranya adalah konsumsi junk-food, boros menggunakan kertas/tissue, menggunakan transportasi yang tidak ramah bumi, dan penggunaan air yang tidak terkontrol. Jika kebiasaan ini dibiarkan terus-menerus, maka akan merusak ekosistem yang akhirnya menyebabkan bencana alam seperti banjir, melelehnya es di kutub utara, dan efek rumah kaca. |
Selanjutnya dr. Puteri juga menyarankan agar mulai sekarang kita beralih untuk lebih sering mengkonsumsi makanan organik. Untuk itu, para panitia sudah menyiapkan makanan-makanan organik yang lezat untuk para peserta. Sandwich, burger, salad, dan nasi merah yang isinya telah dimodifikasi sedemikian rupa menjadi makanan organik. Peserta juga diberikan menu kudapan sehat yang termasuk green food, sepert frozen grapes (anggur yang disajikan seperti satai) dan hard boiled eggs (telur yang dilumuri tepung). Selain sehat, rasa makanan organik tidak kalah dengan makanan biasa. Makanan-makanan ini juga kaya kandungan mineral, tidak memakai zat pewarna, bebas bahan pengawet, tidak melalui proses kimia, dan mudah untuk dibuat. |
![]() Lomba makan burger organik
|
|
?Kind of event really helpfull for developing what they have to think about their environment and what should they do about their environment. Every year we have that kind activity almost the same with this one, about go green, we plan some plants.? ujar Amelia Agustin, guru di Jubilee Full English Programme. Seusai acara, Della Rahminavi dari SDN 05 Kemanggisan, berkomitmen untuk melaksanakan saran-saran tentang program go green yang dijelaskan dr. Putri. ?Aku mau menanam pohon, membuang sampah pada tempatnya, mau naik sepeda ke sekolah, mau bilang sama mama supaya matiin lampu, matiin keran, menghemat listrik, dan sebagainya,? ujar Della. (Sar) |
Siswa menerima sumbangan pohon dari RRI
UPH Media Relations