Modular Living Gadget, sebuah karya unik dari 5 orang mahasiswi Desain Interior UPH memukau pengunjung dalam Pameran Desain.ID 2012 lalu.
Modular Living Gadget, sebuah karya unik dari 5 orang mahasiswi Desain Interior UPH memukau pengunjung dalam Pameran Desain.ID 2012 lalu. Christina Indraningsih, salah satu mahasiswi yang tergabung dalam tim pembuat Modular Living Gadget mengungkapkan ide awal pembuatan karya ini. ?Awalnya kita mikirin mengenai konsep yang kecil-kecil, tidak besar, tapi bisa memenuhi kebutuhan primer kita, seperti makan, istirahat, dan bekerja. Dari situ akhirnya mulai membuat ide tentang living gadget yang bisa memenuhi semua kebutuhan tersebut,? katanya.
Material yang digunakan untuk membuat Modular Living Gadget adalah bahan-bahan yang eco friendly dan reusable, misalnya unsure kayu yang lebih banyak digunakan dibanding besi. Untuk penerangan juga digunakan lampu LED supaya hemat listrik dan lebih simple. Modular Living Gadget, yang proses pembuatannya memakan waktu kurang dari 1 bulan, meraih respon positif dari para pengunjung. ?Banyak pengunjung yang menanyakan apakah karya tersebut dijual. Ada juga yang mau menggunakannya untuk keperluan asrama, ? lanjut Christina.
Kotak unik untuk tempat tinggal
Selain Christina, 4 mahasiswi lainnya yang terlibat dalam pembuatan Modular Living Gadget ini adalah Marina Tjandra, Jeanne Junita Pertiwi, Angela Johanna Sudarma, dan Stephanie, semuanya berasal dari angkatan 2010, serta Ibu Elaine Steffany sebagai pembimbing mereka. Menurut Elaine, Modular Living Gadget ini benar-benar di-personalize berdasarkan individunya. ?Kebutuhan primer ini, meskipun di-compact-in jadi satu, tapi kita masih bisa buat lebih, misalnya bagian pantry-nya bisa ditambahkan, jadi bisa dikreatifkan lagi sesuai fungsinya,? katanya.
Kelima mahasiswi tersebut juga mengaku senang dapat bekerjasama membuatnya. ?Awalnya saya berpikir apakah kita siap untuk menjalankan project ini, tapi bantuan dari dosen berperan positif sekali buat kita, jadi pada akhirnya kita buat, dan setelah selesai, yang kita kira hanya berpengaruh untuk beberapa orang saja, ternyata berpengaruh untuk lingkungan lain juga,? kata Marina. Anggota tim yang lain juga mengaku mendapatkan wawasan dan pengalaman yang luar biasa, terlebih pengalaman kerja dalam sebuah tim, di mana mereka dapat berbagi ilmu dan ide.
Kelima mahasiswa bersama dosen pembimbing
Dari project ini, mahasiswa dapat mempraktekan langsung pengetahuan yang mereka dapatkan. Uniknya, mereka akan langsung terjun sebagai desainernya, sehingga project ini terasa lebih real, bukan lagi sekedar tugas kuliah. ?Project ini dibuat maksimal, karena kita mau menampilkan bahwa si pembuat ini menyandang nama desainer, kita mau kasih tahu orang-orang bahwa ini sesuatu yang baru,? Elaine menjelaskan. ?Dari awal saya tekankan ke mereka bahwa project ini real dan nama mereka akan terpampang sebagai desainernya, baik project ini berhasil maupun gagal. Jadi jangan takut untuk mulai dari sekarang,? tambah Elaine.(ft)
UPH Media Relations