15/04/2015 Uncategorized
Universitas Pelita Harapan (UPH) dalam hal ini turut memiliki andil dalam mempersiapkan para alumni-nya menyambut MEA 2015 melalui UPH Alumni Professional Network, sebuah pertemuan bagi para profesional lulusan UPH yang bekerja di berbagai sektor industri
Universitas Pelita Harapan (UPH) dalam hal ini turut memiliki andil dalam mempersiapkan para alumni-nya menyambut MEA 2015 melalui UPH Alumni Professional Network, sebuah pertemuan bagi para profesional lulusan UPH yang bekerja di berbagai sektor industri
![]() Suasana Alumni Professional Network saat sesi sharing
Dalam menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, banyak aspek yang harus ditingkatkan dan disesuaikan. Salah satunya adalah kesiapan tenaga kerja melalui peningkatan kapabilitas dan keahlian. MEA diharapkan dapat membuka peluang lebih besar bagi tenaga kerja Indonesia untuk bekerja di negara lain yang tergabung dalam ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Universitas Pelita Harapan (UPH) dalam hal ini turut memiliki andil dalam mempersiapkan para alumni-nya menyambut MEA 2015 melalui UPH Alumni Professional Network, sebuah pertemuan bagi para profesional lulusan UPH yang bekerja di berbagai sektor industri. Acara ini merupakan program pertama UPH Alumni Centre yang bertujuan meningkatkan shared learning antara UPH dengan para alumni dan antar alumni UPH sendiri. UPH Alumni Centre juga telah melaksanakan Alumni Business Network yang mengusung shared learning antar para alumni UPH yang terjun ke dunia kewirausahaan.
Tema yang diangkat dalam APN kali ini adalah ?Kesempatan dan Tantangan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015?. Acara ini dilaksanakan pada Jumat, 10 April 2015 di SL Lounge, Thamrin dan diikuti sekitar 30 orang alumni.
Hadir sebagai pembicara Suwandy Lee, Senior Vice President di salah satu bank internasional terkemuka di dunia, yang juga adalah alumni Manajemen 2003, dan dipandu oleh Ryo Limijaya, alumni Hubungan Internasional 2008.
Menurut Suwandy dengan adanya MEA maka pasar intra-ASEAN akan semakin terbuka bagi anggota ASEAN, dimulai dengan pengurangan batasan investasi, tarif perdagangan baik barang maupun jasa, serta pengurangan batasan ruang gerak tenaga kerja. Diharapkan melalui MEA, masyarakat internasional juga akan melihat ASEAN sebagai satu kesatuan ekonomi yang dapat disejajarkan dengan kekuatan ekonomi besar di dunia, seperti Amerika Serikat, Cina dan Uni Eropa. Namun demikian, dalam kenyataannya MEA masih dihadapkan pada tantangan yang besar, yaitu suku dan bahasa yang beragam, buruknya sistem pemerintahan negara-negara ASEAN, korupsi, dan juga disparitas ekonomi anggota ASEAN yang jauh lebih besar daripada disparitas ekonomi anggota Uni Eropa.
Suwandy menambahkan, ?Siap atau tidak, MEA ini akan terjadi dan dengan 8 bulan persiapan, kita akan lihat apakah impact MEA dapat benar-benar mewujudkan one vision, one community seperti yang didambakan.?
Topik MEA ini ditanggapi dengan baik oleh para alumni yang datang melalui sesi tanya jawab. Mereka banyak bertanya mengenai MEA dan dampaknya bagi usaha ataupun pekerjaan mereka.
Berikut testimoni alumni yang mengikuti acara:
![]() Budi Legowo, Wakil Rektorat di Bidang Pemasaran, Hubungan Eksternal, dan Pengembangan Bisnis
sedang bercengkerama dengan alumni
UPH Media Relations
|