NEWS & PUBLICATION

10 Tahun Peminatan Terapi Musik UPH: Sebuah Perjalanan Disiplin Baru di Indonesia

18/07/2017 Uncategorized

10 Tahun Peminatan Terapi Musik UPH:  Sebuah Perjalanan Disiplin Baru di Indonesia

Tahun ini Peminatan Terapi Universitas Pelita Harapan (UPH) memasuki usia yang ke-10. Usia yang muda, namun tentunya kritikal untuk menilik kembali apa yang dicita-citakan oleh peminatan ini.

 

Tahun ini Peminatan Terapi Universitas Pelita Harapan (UPH) memasuki usia yang ke-10. Usia yang muda, namun tentunya kritikal untuk menilik kembali apa yang dicita-citakan oleh peminatan ini. Walaupun jumlah mahasiswa terapi musik yang masih tergolong kecil, peminatan ini terus berlanjut dan perlahan semakin diterima di masyarakat Indonesia saat ini. Menurut Monica Subioantoro, Koordinator Peminatan Terapi Musik UPH, UPH merupakan universitas di Indonesia yang pertama kali memiliki Peminatan Terapi Musik pada Fakultas Ilmu Seni. Mata kuliah yang dipelajari pada peminatan ini adalah gabungan antara cabang ilmu psikologi serta musik. 

?Selain itu mahasiswa juga akan diperkenalkan dengan anatomi, fisiologi, dan neurologi untuk membantu mengenal lebih jauh tentang gangguan-gangguan fisik maupun mental pada manusia. Seorang terapis musik haruslah seorang musisi yang handal (memiliki kemampuan musik yang baik, memahami berbagai jenis aliran serta instrumen musik dan dapat menggunakan musik secara fleksibel), dan juga merupakan seorang konselor yang baik juga (mampu membangun hubungan interpersonal yang baik dengan klien, menilai dengan cepat dan seksama kebutuhan-kebutuhan klien, mampu berempati serta apa adanya),? jelas Monica.

 

Mahasiswa terapi musik diharuskan untuk melakukan praktikum terapi musik dengan anak, remaja, dewasa, dan lansia. Selama ini mahasiswa terapi musik telah melakukan praktikum di rumah sakit umum dan anak, rumah sakit jiwa, unit rehabilitasi medik, rumah singgah untuk anak dengan kanker beserta orang tuanya, klinik perkembangan anak, sekolah umum maupun luar biasa, panti werda, dan lapas anak. Di penghujung program, mahasiswa melakukan praktek kerja lapangan untuk lebih mengenal populasi klien dan setting tertentu, serta bekerja sama dengan profesi-profesi lain. Di akhir magang, mahasiswa menyiapkan tulisan ilmiah berdasarkan pengalaman kerjanya dan literatur terapi musik yang ada sebagai tugas akhir. Semua tahap ini dilakukan di bawah supervisi terapis musik yang berkualifikasi.

 

 
 Klinik Terapi Musik UPH 
 
 
Sebagai satu-satunya institusi pendidikan tinggi formal S1 yang menyediakan pelatihan terapi musik di Indonesia, Peminatan Terapi Musik UPH mengemban tugas yang besar dalam mempersiapkan calon praktisi terapi musik di usia yang tergolong muda. Tentunya faktor-faktor terkait seperti pemahaman masyarakat mengenai kesehatan dan wellbeing, stigma tentang penyakit mental dan disabilitas, mengiringi perjalanan perkembangan disiplin ini. Kedekatan musik dengan manusia dan kehidupannya, serta peran musik yang berhubungan dengan kesehatan pun perlu diperkenalkan. 
 
 
Dengan jumlah anggota yang kecil, kolaborasi menjadi suatu penggerak dalam memperkenalkan efek musik dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya melalui Klinik Terapi Musik yang dimulai pada tahun 2005. Seminar dan lokakarya, baik dari terapis musik dan peneliti terapi musik dalam maupun luar negeri diadakan di dalam dan luar UPH. 
 
 
 
 
 
Monica juga menegaskan beberapa upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengenalan publik terhadap pendidikan terapi musik UPH. Diantaranya, kerjasama dengan institusi-institusi pendidikan dan kesehatan masyarakat dilakukan untuk mendukung proyek praktikum mahasiswa-mahasiswa, memastikan suasana belajar yang kondusif dengan supervisi yang layak dari pihak setempat sehingga manfaat pun dapat dirasakan secara mutual dari semua pihak.  Sharing tentang terapi musik dengan populasi tertentu juga dilakukan bersama dengan komunitas-komunitas yang memiliki misi serupa, yaitu mengikis stigma tentang kesehatan mental dan meningkatkan wellbeing dari orang-orang yang tersingkirkan, orang-orang yang kerap kali tidak memiliki suara karena keterbatasan berekspresi dengan medium verbal atau kondisi fisik maupun psikis.

 

Bak seorang anak di usia peralihan menuju remaja, pemintan Terapi Musik UPH masih sibuk bermain dan mengeksplorasi dirinya. Namun demikian, Terapi Musik UPH memiliki cita-cita dan berkomitmen untuk berkontribusi pada peningkatan wellbeing masyarakat Indonesia. (rh)

 

 

 

 
Peminatan Terapi Musik UPH Mengadakan Workshop Music Therapy untuk Perkembangan Anak Mengundang pakar Terapi Musik Internasional, Shu Che, BMT, MA , Bachelor of Music Therapy dan Minor in Psychology, dari Georgia College dan State University. 
 
UPH Media Relations