NEWS & PUBLICATION

Sinergi Desain dan Lingkungan

23/10/2008 Uncategorized

Sinergi Desain dan Lingkungan

Jurusan Arsitektur Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan UPH, berekerja sama dengan Goethe Institut dan ifa (institut fur Auslandsbeziehungen), menggelar pameran dan diskusi panel yang bertajuk ?Ecology, Design, Synergy?,

Jurusan Arsitektur Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan UPH, berekerja sama dengan Goethe Institut dan ifa (institut fur Auslandsbeziehungen), menggelar pameran dan diskusi panel yang bertajuk ?Ecology, Design, Synergy?,

 

Jurusan Arsitektur Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan UPH, berekerja sama dengan Goethe Institut dan ifa (institut fur Auslandsbeziehungen), menggelar pameran dan diskusi panel yang bertajuk ?Ecology, Design, Synergy?, menampilkan 10 desain arsitektur yang ramah lingkungan, karya Behnisch Arsitekten + Transsolar  ClimateEngineering yang berkantor pusat di Jerman. Pameran dibuka pada tanggal 13 Oktober dan berakhir 23 Oktober 2008, terbuka untuk umum setiap jam kerja. Diskusi panel disampaikan oleh Markus Krauss, perwakilan dari Behnisch Arsitekten, Dr. Ir. Finarya Legoh, Staff Menristek, dan Bianpoen, mewakili dosen Arsitektur UPH.

 

Dalam kata sambutannya Rektor UPH, Jonathan L. Parapak, menekankan, ?seminar harus menghasilkan aksi, karena tanpa perbuatan semuanya akan sia ? sia. Dan tentunya pengetahuan yang kita dapat haruslah sejalan dengan moral yang baik,? demikian disampaikan Rektor UPH, Jonathan L. Parapak pada acara pembukaan di kampus UPH, Karawaci.

 

Acara yang diprakarsai Goethe Institute, berutujuan memperkenalkan gaya arsitektur bangunan di Eropa yang ramah lingkungan. Selain menonjolkan seni bangunan yang indah, ternyata bangunan di negara ? negara barat juga mengutamakan kelestarian alam sekitar. Hal ini nampak pada miniatur dan stuktur bangunan yang dipamerkan. Semuanya itu banyak mengutamakan taman dan pepohonan di sekitar bangunannya. Tujuannya tentu saja untuk membantu penanganan global warming  yang kini marak dibicarakan dunia. Kasus inilah yang menjadi perhatian Prof. Behnisch dan partnernya, dalam menjalankan profesi sebagai konsultan design arsitektur.

 

Pameran berskala dunia ini sebelumnya digelar di Singapore dan untuk Indonesia, diselenggarakan di ITB dan UPH. Pengunjung dapat meyaksikan miniatur dan konstruksi bangunan, yaitu Riverparc Development, Institute for Forestry and Nature Research (Wagerigen, The Netherlands, 1998), Genzyme Corporate Headquarters (Cambridge, MA, USA, 2004), Norddeutsche Landesbank (Hannover, Germany, 2002), dan Harvard?s Allston Science Complex (Cambridge, MA, USA, 2010).

 

Markus Krauss, perwakilan dari Behnisch Arsitekten, dalam diskusi dengan para mahasiswa arsitektur UPH, mengangkat mengenai bagaimana arsitektur masa kini dapat mengirit energi dan sumber daya alam sekaligus memperbaiki kualitas hidup. Ia memaparkan contoh-contoh konkrit desain arsitektur yang mereka hasilkan, disamping memperhitungkan kualitas fisik juga bertanggung jawab terhadap lingkungan.

 

Dr. Ir. Finarya Legoh, MSc., Staff Menristek, menyampaikan beberapa isu dalam konteks desain saat ini diantaranya berkaitan dengan global warming, pentingnya ruang terbuka hijau, sustainable development dan ecological design. ?kita perlu living in harmony dengan planet kita, bumi. Caranya dengan menggunakan green material, intelegent desain, dan memanfaatkan teknologi yang tepat,? katanya. Ia juga memotivasi para arsitek Indonesia agar dalam merencanakan suatu proyek pembangunan tidak melupakan kearifan budaya lokal, sehingga dapat menghindari dampak negatif pada masa mendatang.

 

Sementara pada sesi diskusi terakhir, Dr. Bianpoen, dosen Arsitektur UPH, menekankan mengenai konsep pembangunan berkelanjutan. Konsep ini menurutnya harus mengandung tiga dimensi yaitu fisik, sosial budaya ekonomi dan etika. Menurut dosen yang sudah berkecimpung puluhan tahun dalam pendidikan arsitektur ini, yang terpenting dalam pendidikan arsitektur adalah pembekalan etika lingkungan yang tepat. (rh)

 

UPH  Media Relations