NEWS & PUBLICATION

OSCE: Pengukur Calon Dokter

23/10/2008 Uncategorized

OSCE: Pengukur Calon Dokter

Saat ini globalisasi telah menjadi persoalan yang dibahas secara luas dalam setiap bidang, terutama semenjak ditandatanganinya perjanjian AFTA (Asean Free Trade Area). Salah satu konsekuensi AFTA yang harus dihadapi adalah semakin mudahnya aliran perdagan

Saat ini globalisasi telah menjadi persoalan yang dibahas secara luas dalam setiap bidang, terutama semenjak ditandatanganinya perjanjian AFTA (Asean Free Trade Area). Salah satu konsekuensi AFTA yang harus dihadapi adalah semakin mudahnya aliran perdagan

dr. Eka Julianta Wahjoepramono, dalam pembukaan Workshop OSCE Development

 

 Saat ini globalisasi telah menjadi persoalan yang dibahas secara luas dalam setiap bidang, terutama semenjak ditandatanganinya perjanjian AFTA (Asean Free Trade Area). Salah satu konsekuensi AFTA yang harus dihadapi adalah semakin mudahnya aliran perdagangan antar negara. Aliran perdagangan yang terjadi tidak hanya aliran barang publik tetapi juga perdagangan jasa, termasuk jasa tenaga kesehatan, yang dapat masuk dengan bebas ke berbagai negara. ?Masuknya tenaga-tenaga medis asing adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari,? demikian ditegaskan oleh dekan Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, dr. Eka Julianta Wahjoepramono, dalam pembukaan Workshop OSCE Development di auditorium FK UPH, Jumat 17 Oktober 2008.

 

Salah satu tantangan yang menjadi fokus dunia kesehatan di Indonesia terkait persoalan di atas adalah bagaimana menciptakan sumber daya tenaga kesehatan yang diakui oleh dunia dan mampu bersaing dengan tenaga kesehatan asing. Untuk menjawab tantangan tersebut sejak beberapa tahun terakhir dunia pendidikan kedokteran Indonesia telah mengembangkan sistem pendidikan kedokteran dengan kurikulum berbasis kompetensi. Kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh dokter-dokter di Indonesia antara lain adalah keterampilan dokter dalam melakukan prosedur pemeriksaan klinis.

 

Untuk itu AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) yang berkomitmen mengembangkan kualitas pendidikan kedokteran Indonesia hingga mencapai standar internasional, bekerja sama dengan FK UPH, mengadakan pelatihan yang ditujukan untuk menolong fakultas – fakultas kedokteran di Indonesia mengembangkan sistem penilaian terhadap keterampilan klinis yang dimiliki para mahasiswanya.

 

Sistem penilaian terhadap keterampilan klinis yang umum digunakan dalam pendidikan kedokteran saat ini adalah Objective Stuctured Clinical Examination (OSCE). Dalam sesi pendahuluan Prof. Joan Fraser, yang menjadi pembicara utama dan sekaligus merupakan ketua OSCE Test Committee untuk Konsil Kedokteran Kanada, menyatakan bahwa OSCE adalah salah satu bentuk penilaian terbaik karena bersifat valid, dapat dipercaya, obyektif, dapat menilai sejumlah keterampilan sekaligus, dan dapat digunakan dengan jumlah mahasiswa yang besar.

 

Pelatihan yang berlangsung selama dua hari ini, yakni tanggal 17 sampai 18 Oktober, diikuti oleh sekitar delapan puluh dokter yang berasal dari dua puluh tujuh institusi pendidikan kedokteran di Indonesia. Pembicara lokal yang turut berpartisipasi dalam pelatihan ini antara lain Prof. Nancy Margarita Rehatta, dr.,Sp.AnKIC dari Universitas Airlangga ? Surabaya dan dr.Kiki Lukman Sp.B-KBD.,MSC dari Universitas Padjajaran ? Bandung. (vina)

UPH Media Relations