Stasiun radio Heartline FM mengundang dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UPH), Aleksius Jemadu.
Stasiun radio Heartline FM mengundang dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UPH), Aleksius Jemadu.
Lippo Village (4/6) ? Stasiun radio Heartline FM mengundang dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UPH), Aleksius Jemadu, dalam talk show yang membahas demokrasi Indonesia pada hari Kamis (4/6). Jemadu mengatakan demokratisasi politik yang ideal harus dimulai dari institusi pemerintah terlebih dahulu.
Jemadu mengatakan Indonesia masih belum optimal dalam mempraktekan demokrasi. ?Penyebab keseluruhannya bukan karena dari masyarakat namun lebih kepada kesalahan petinggi pemerintahan yang menggunakan demokrasi sebagai topeng. Sementara itu, masyarakat masih belum mengerti sepenuhnya tentang apa itu demokrasi ketika kita meninggalkan era orde baru,? katanya.
Jemadu menambahkan penting untuk mengingatkan para pertinggi untuk tidak hanya menggunakan demokrasi sebagai topeng tapi lebih digunakan sebagai hak untuk menjelaskan demokrasi kepada masyarakat yang cenderung lebih mengelompokkan demokrasi dengan anarki. Salah satu contohnya adalah seringnya demonstrasi yang terjadi di negara kita.
?Kita harus membedakan antara demokrasi dan anarki. Tindakan tesebut sudah jelas termasuk anarkis dan demokrasi sendiri tidak mendukung tindakan itu,? katanya.
Karena itu, Jemadu berharap ke depannya, pemerintah dapat lebih baik dalam menggunakan demokrasi untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa sehingga tidak akan ada krisis demokrasi atau kesejahteraan yang akan memiskinkan negara.
Stasiun Radio Heartline FM akan lebih jauh mengundang dosen UPH lainnya secara rutin untuk membahas isu yang terjadi di masyarakat kita. Kali ini, Heartline FM mengundang Dekan dan ahli di Hubungan Internasional FISIP-UPH, Aleksius Jemadu, yang membahas demokrasi Indonesia bertepatan dengan kampanye presiden yang sedang berlangsung di negara ini.