Jurusan Desain Interior UPH kembali meraih prestasi bergengsi dalam kompetisi national dan international.
Jurusan Desain Interior UPH kembali meraih prestasi bergengsi dalam kompetisi national dan international.
Jurusan Interior Design UPH kembali meraih prestasi bergengsi dalam kompetisi nasional dan internasional. Kevin Elika, mahasiswa Design Interior UPH angkatan 2010 menjadi Runner-Up dalam kompetisi A? Design Award 2012 yang diselenggarakan di Italia. Tiga orang mahasiswi jurusan Interior Design UPH, yaitu Valentine Kurniawan, Janetta Indrayani, dan Fransiska Tiffany juga tak ketinggalan berhasil meraih juara 1, 2, dan 3 dalam kompetisi ?Decoding Design in Traditional Culture Heritage? yang diadakan majalah Living Etc dan Domus Design School Italy.
Karya Kevin, penetrating lounge chair dan floating chair, dipamerkan dalam Broletto di Como, Piazza Del Duomo, Italy
Dalam kompetisi tersebut, Valentine Kurniawan terpilih sebagai juara I, Janetta Indrayani juara II, dan Fransiska Tiffany juara III. juara pertama, diundang mengikuti 2 Weeks Summer School di Domus Design School di Italia, dan ia akan berangkat pada Minggu, 22 Juli 2012. Para dosen UPH sangat mendukung mahasiswa agar aktif mengikuti berbagai kompetisi. ?Kapanpun saya butuh dukungan, dosen siap membantu, meskipun yang saya tanyakan mungkin bukan bidang yang dia ajarkan?, kata Kevin. Valentine dan Fransiska juga menambahkan bahwa mereka awalnya tidak yakin mengikuti kompetisi ini, tetapi para dosen terus mendukung, hingga akhirnya mereka berhasil dan menang.
Kevin, dan Fransiska dan Valentine memegang Serifikat dari kompetisi Desain.
Prestasi yang diperoleh mahasiswa ini tidak dapat dipisahkan dari proses belajar yang mereka dapatkan selama kuliah di UPH. “Jurusan Desain Interior memiliki misi untuk menghasilkan lulusan yang inovatif dalam profesi mereka; karena itu kami men-challenge mereka dengan memberikan materi yang lebih berat dibandingkan materi yang didapatkan mahasiswa lain di kampus mereka. Kami mendidik mahasiswa kami agar kuat dalam hal konsep, karena desain yang baik tidak akan ada sebelum ada konsep yang benar?, kata Martin Katoppo. Ini bertujuan untuk menyiapkan lulusan-lusan berkualitas dan siap pakai, sementara itu mereka berupaya mendapatkan berbagai prestasi sebelum lulus.
Menurut juri Domus Design School, 3 karya mahasiswa UPH menunjukkan bahwa mereka benar-benar mengerti apa yang para juri ingink. Artinya karya yang dibuat mahasiswa UPH benar-benar hasil interpretasi budaya ke dalam desain modern, dimana budaya tradisional itu sendiri tidak lagi kelihatan tradisional, tetapi dibalik desain yang dibuat itu ada konsep tradisional didalamnya.
Disamping metode belajar, Jurusan Desain Interior juga bekerja sama dengan berbagai lembaga, seperti HDII (Himpunan Designer Interior Indonesia) dan perusahaan-perusahaan. ?Dalam menjembatani dunia akademik dan industri UPH mengupayakan melalui kerjasama dengan HDII melalui program sertifikasi. Kami sedang mendiskusikan mengenai hal ini, sehingga mahasiswa kami dapat memperoleh sertifikat asosiasi dengan menambahkan satu tahun masa. Dengan demikian setelah lulus mereka benar-benar siap pakai dan memiliki sertifikat profesional dibidang desain interior?, papar Martin. Disamping itu UPH juga bekerjasama dengan berbagai suplier material, dan mitra ini akan dihadirkan dalam pameran selama acara Design Week. (ft)
UPH Media Relations