Kuliah Umum Dr. Darwin Zahedy Saleh

Dr. Darwin Zahedy Saleh memberikan kuliah umum bertema ?Energi Alternatif dan Perkembangan Ekonomi di Indonesia?

Kamis, 8 November 2012, UPH menggelar kuliah umum bertema ?Energi Alternatif dan Perkembangan Ekonomi di Indonesia? dengan mengundang pembicara Dr. Darwin Zahedy Saleh SE.MBA, Staf Pengajar FEUI dan Menteri ESDM 2009-2011. Kuliah umum yang berlangsung selama kurang lebih 3 jam ini, dihadiri 200an mahasiswa dan dosen.

Dalam paparannya Dr. Darwin lebih banyak menjelaskan: bagaimana mengubah keunggulan SDA menjadi keunggulan SDM. Ia mengawali dengan isu subsidi APBN di sektor energi. Menurutnya kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas masih berpendidikan rendah merupakan faktor penyebab kemiskinan, yang mengharus pemerintah untuk memberikan subsidi kepada masyarakat. Tingkat pendidikan usia kerja masyarakat Indonesia masih sangat rendah, hanya 8% yang berpendidikan di atas SMA, sebagian besar bekerja di sektor informal dengan penghasilan tidak tentu.

?Subsidi tidak salah, yang menjadi masalah adalah kalau subsidi terus meningkat dan membiarkan yang disubsidi terus bertambah,? kata Dr. Darwin. Hal ini yang disebut APBN tidak berkeadilan. Subsidi tidak bertanggung jawab, terlalu banyak untuk subsidi dan hanya sedikit yang digunakan untuk investasi. Bila diteliti lagi, subsidi APBN untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan alokasi terbesar, yaitu 70% atau 193 Triliun dari total subsidi energi. Subsidi BBM 53% untuk mobil dan 40% untuk motor.

?Bagaimana menjadikan subsidi itu lebih berdayaguna. Masa depan kita ada di dalam investasi. Masalahnya jumlahnya terlalu kecil,? kata Dr. Darwin sambil mengajak mahasiswa dan dosen turut menyumbangkan pemikiran.

Pentingnya investasi ditekankan Dr. Darwin mengingat penyebaran Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia menyebar di pulau-pulau yang ada di Indonesia. Sementara Penduduk mayoritas di Pulau Jawa dan Sumatera. Untuk membawa SDA perlu infrastruktur.

Ia juga menyoroti beberapa proyek pemerintah dalam mengintegrasikan BBM ke sumber energi pengganti seperti batubara dan gas bumi. Meskipun berjalan lamban, tapi ia optimis akan selesai pada 2014. Beberapa foktor penyebab menurutnya karena dari pihak swasta dan juga kurang dukungan dari pemerintah daerah.

Dibagian akhir kuliahnya, Dr. Darwin mengutara beberapa faktor kunci untuk menjawab pertanyaan di awal, yaitu melalui restrukturisasi sumber energi, mendorong agar pelaku industri lebih agresif, dan meningkatkan pembangunan infrastruktur. (jjs/ tna)