NEWS & PUBLICATION

Sosialisasi Pemilu 2014 di Kampus UPH

25/03/2014 Uncategorized

Sosialisasi Pemilu 2014 di Kampus UPH

campus

Pada hari Selasa (11/3) Badan Eksekutif Mahasiswa UPH menggelar talk show bertajuk ?Pemilih Cerdas Penentu Masa Depan? untuk memberikan edukasi pemilu kepada pemilih muda dikalangan kampus

 img 8392
Prof. Aleksius Jemadu, Pangeran Siahaan, Betty Epsilon Idroos dan Prof. DR. Tjipta Lesmana M.A. hadir sebagai pembicara seminar sosialisasi pemilu 2014
Kelompok pemilih muda pada Pemilu April 2014 ini akan menjadi sangat penting karena jumlahnya yang signifikan (30 % dari total pemilih). Berangkat dari kondisi tersebut, pada hari Selasa (11/3) Badan Eksekutif Mahasiswa UPH menggelar talk show bertajuk ?Pemilih Cerdas Penentu Masa Depan? untuk memberikan edukasi pemilu kepada pemilih muda dikalangan kampus. Acara yang dihadiri oleh para ketua Senat dari berbagai kampus di Jabodetabek ini, menghadirkan pembicara Betty Epsilon Idroos sebagai perwakilan dari KPU Jakarta, Prof. DR. Tjipta Lesmana M.A. dan Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D. yang merupakan dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UPH, serta Pangeran Siahaan sebagai perwakilan dari Ayo Vote.
 
Prof. Aleksius Jemadu, Ph.D., Dekan FISIP UPH, mengemukakan tiga agenda penting yang perlu dikuasai pemimpin yaitu agenda state building dimana seorang pemimpin harus bisa membangun birokrasi yang bebas korupsi, agenda problem nation building dimana pemimpin yang terpilih harus bisa mengelola keragaman Indonesia juga mempertahankan kesatuan, serta agenda economic development dimana pemimpin memiliki strategi ekonomi yang global. Pemimpin yang akan terpilih nanti hendaknya berasal dari partai yang kuat untuk bisa menciptakan continuity dalam pemerintahan ini.
 
Sementara Prof. DR. Tjipta Lesmana M.A., pakar komunikasi politik dan dosen Komunikasi UPH memprediksi situasi politik pada saat Pemilu 2014 ini. Menurutnya, pemilu tahun ini akan menjadi ?panas? dimana akan terjadi bentrokan diantara dua kubu besar. Kemungkinan akan terjadi banyak kecurangan, manipulasi dan bahkan kekerasan. Meski demikian, ia menghimbau para pemilih muda untuk memilih dan jangan golput. Pemilu harus dilakukan secara jurdil (jujur dan adil) sebagai tolak ukur demokrasi di negara ini.
 
Sebagai bentuk pendidikan politik kepada pemilih muda, Ayo Vote, organisasi non profit yang bertujuan memberikan pemahaman politik dasar kepada generasi muda, memberikan simulasi pengenalan partai politik melalui tebak logo partai. Dari simulasi tersebut ternyata masih banyak pemilih muda dikalangan kampus yang belum mengenal logo-logo partai peserta pemilu. Menurut Pangeran Siahaan, narasumber dari Ayo Vote mengatakan, ?Generasi muda sebagai penyumbang suara yang cukup besar masih banyak yang ?cuek? terhadap negara ini. Kalau gak tau partai apa saja yang ikut dan siapa saja calegnya, bagaimana bisa kita milih? Kita harus cari tahu dengan memanfaatkan internet dan media sosial. Dari situ saja kita bisa tahu mana pemimpin yang kompeten dan mana yang bukan?, ujarnya. Menurutnya, golput tidak perlu menjadi sesuatu yang perlu ditindaklanjuti dengan hukum pidana seperti di Australia. Ia menghimbau kepada generasi muda untuk bisa memilih tidak golput meskipun itu pilihan.

 
Penjelasan mengenai kriteria pemimpin seperti apa yang pantas untuk dipilih semakin diperjelas oleh Betty Epsilon Idroos, perwakilan KPU Jakarta. Menurutnya, anak muda memiliki kekuatan yang sangat besar karena mereka kritis, komunikatif dan dinamis. Ia menjelaskan tahapan yang perlu dilakukan pemilih mulai dari saat pemilihan dan pasca pemilihan. Untuk lebih jelasnya ia menghimbau mahasiswa untuk mengunjungi website www.kpu.go.id.

 
Diakhir acara ini diingatkan kembali kepada mahasiswa, pemilih muda, untuk menggunakan hak pilihnya pada tanggal 9 April 2014. (ca)

 

img 8399
Pangeran Siahaan memberikan simulasi tebak logo partai politik
 

img 8401
Salah satu lembar pemilu 2014 yang ditampilkan
olehBetty Epsilon  

UPH Media Relations