NEWS & PUBLICATION

Workshop BK-PTKI Bahas Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi

28/03/2014 Uncategorized

Workshop BK-PTKI Bahas Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi

UPH menjadi tuan rumah acara workshop Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Kristen di Indonesia (BK-PTKI).

Prof. Christantius Dwiatmadja (tengah) bersama peserta Workshop BK-PTKI

 

UPH menjadi tuan rumah acara workshop Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Kristen di Indonesia (BK-PTKI). Acara ini berlangsung selama dua hari, 20-21 Maret 2014 dan diikuti 18 Perguruan Tinggi Kristen di Indonesia. Workshop ini menghadirkan dua narasumber, Dr. Samuel Dossugi, MA (Anggota Majelis BAN PT) dan Prof. Christantius Dwiatmadja, SE.,ME., Ph.D. (Anggota Asesor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Dirjen Dikti DEPDIKNAS).

Hari pertama mengupas topik ?Kebijakan Pemerintah dalam Akreditasi Institusi dan Standard Penilaian Akreditasi Institusi? dan ?Prinsip-prinsip penyusunan Akreditasi Institusi? yang dibawakan oleh Dr. Samuel. Sementara pada hari kedua membahas topik ?Kunci Sukses Peringkat A Akreditasi Institusi? oleh Prof. Christantius.

 
Samuel Dossugi, MA (kanan)
 
Prof. Christantius Dwiatmadja (depan -kanan)

Untuk menambah wawasan para peserta, diakhir acara panitia mengundang perwakilan dari dua institusi yang sudah berhasil memperoleh akreditasi untuk membagikan pengalamannya. Kedua institusi tersebut adalah Universitas Kristen Petra, Surabaya, yang sudah memperoleh akreditasi institusi A dan Universitas Pelita Harapan yang memperoleh akreditasi institusi B.

Akreditasi Institusi baru dijalankan oleh pemerintah sejak tahun 2007 dengan masa berlaku lima tahunan. Di Indonesia ada sekitar 3200-an perguruan tinggi dan hanya 73 Perguruan Tinggi yang ter-Akreditasi Institusi. Adapun standar akreditasi perguruan tinggi mencakup standar tentang komitmen perguruan tinggi terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan komitmen terhadap efektivitas program pendidikan (educational effectiveness), yang dikemas dalam tujuh standar akreditasi, yaitu: (1). Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian (2). Tatapamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu (3). Mahasiswa dan lulusan (4). Sumber daya manusia (5). Kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik (6).     Pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi dan (7). Penelitian, pelayanan/ pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama.

Prof. Manlian, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UPH, mewakili tim akreditasi institusi UPH, mensharingkan pengalaman UPH dalam proses akreditasi. Berdasarkan hasil penilaian BAN PT pada Mei 2013, UPH memperoleh akreditasi B.

Prof. Manlian (kiri)

?Dalam mempersiapkan laporan, kami membentuk tim yang mencakup semua perwakilan fakultas dan jurusan. Kami melakukan analisis SWOT terhadap apa yang sudah dikerjakan. Tahap simulasi juga menjadi proses yang penting untuk mendapatkan potret sederhana dari pencapaian kita. Ini dilakukan sebelum pengumpulan laporan, sehingga kalau ada kekukarangan bisa dilengkapi. Saat visitasi kita bentuk tim yang solid untuk dapat menjembatani antara universitas dan asesor, memberikan pelayanan yang baik dan peka terhadap permintaan maupun input asesor. Berikan data apa adanya, intinya harus jujur. UPH juga sangat tegas dan jelas tentang visi dan misi, dan selalu disosialisasikan dalam berbagai kesempatan oleh Rektor. Bukan hanya itu, visi dan misi ini juga direalisasikan baik dalam akademik mapun keseharian warga kampus. Tidak lupa kami mengaktifkan program-program strategis seperti alumni, spiritual growth, student life dan program strategis lainnya. Ini point-point yang penting dalam penilaian akreditasi,? papar Prof. Manlian.

 
Prof. Ir. Rolly Intan (tengah)
 

Sharing kedua disampaikan UK Petra yang merupakan satu?satunya universitas swasta di Surabaya yang mendapat peringkat akreditasi A. Rektor UK Petra, Prof. Ir. Rolly Intan, dalam kesempatan sharing menyampaikan beberapa variable yang mendukung penilaian ini, diantaranya banyaknya jumlah Program Studi di UK Petra yang terakreditasi A yaitu kurang lebih mencapai 70 %, dan banyaknya publikasi ilmiah UK Petra di jurnal internasional, serta peningkatan dosen yang bergelar S3 sekarang mencapai lebih dari 12 %.

Ia juga memberikan beberapa tips yang perlu diperhatikan dalam persiapan akreditasi institusi. Diantaranya mengumpulkan data yang diperlukan dengan sebaik-baiknya dan selengkapnya. Perlu disamakan juga persepsi data antara institusi dan asesor supaya kita jangan dirugikan. Selanjutnya bentuk tim yang fokus untuk membantu proses penilaian. Mulai dari tim borang, tim evaluasi diri, tim internal reviewer, dan tim pendukung yang melibatkan mahasiswa, alumni dan partner industri pengguna alumni. Fasilitas kampus harus terpelihara, karena penting pada saat fisitasi. Program IT juga dimaintain dengan baik, sesuai dengan point misi UK Petra sebagai ?IT best campus?. Data-data kami juga disiapkan dalam format webbase sehingga dapat disajikan secara cepat.

 

Acara ini sangat menarik bagi para peserta dan beberapa diantaranya mengajukan pertanyaan kepada narasumber terkait dengan persoalan yang dihadapi peserta BK PTKI diantaranya mengenai proses ijin pembukaan program studi, linearitas bidang kepakaran dosen, dan pertanyaan lainnya terkait dengan akreditasi oleh BAN PT. (rh)

 
UPH Media Relations