Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan, akan tetapi sekolah juga berfungsi dalam mengembangkan karakter dan kepribadian anak.
Sekolah tidak hanya berfungsi memberikan pengetahuan, akan tetapi sekolah juga berfungsi dalam mengembangkan karakter dan kepribadian anak. Oleh karena itu, guru harus dapat membantu murid dalam mengembangkan seluruh aspek kepribadian dan lingkungannya. Dalam konteks inilah diperlukan kehadiran guru bimbingan dan konseling (BK). Untuk menjalankan perannya, seorang guru BK perlu mengetahui landasan, konsep, prosedur, dan praktek bimbingan konseling.
Sebagai mitra dalam pendidikan, UPH menyadari pentingnya peran guru BK untuk mempersiapkan para siswanya yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk itu, UPH mengadakan acara gathering untuk para guru BK dari berbagai sekolah, yang bertujuan membekali mereka dengan beberapa program pelatihan berkaitan dengan tugas mereka sebagai counselor di sekolah.
Acara gathering ini berlangsung selama tiga hari, tanggal 18-20 Juni 2015, di kampus UPH, Karawaci, Tangerang. Sebanyak 19 peserta dari berbagai SMA dari luar kota mengikuti acara ini, diantaranya dari Manado, Pontianak, Singkawang, Solo, Jogya, Samarinda, Pekan Baru dan beberapa kota lainnya.
Hari pertama para guru diberikan pembekalan mengenai ?Probing Skill in Counseling?, yang disampaikan oleh Ellen Patricia, MA., dari Yayasan Busur Emas, sebuah lembaga pelatihan pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada sesi ini para guru diberikan pengetahuan untuk mengidentifikasi isu yang spesifik dalam konteks permasalahan yang spesifik. Menurut Ellen, keterampilan probing skill sangat penting untuk mengklarifikasi suatu masalah, mendapatkan informasi yang kurang, memperluas sudut pandang dan mengarahkan pada tindakan yang mungkin dilakukan. Namun ia mengingatkan informasi yang dikumpulkan harus relevan dengan pokok permasalahan, dan tidak menyimpang. Ini sangat penting untuk menghindari solusi yang tidak tepat sasaran.
Hari kedua para guru melakukan perjalanan mengunjungi beberapa objek wisata di Jakarta. Kesempatan ini digunakan para guru untuk menjalin network dengan tim dari UPH maupun peserta lainnya.
Hari ketiga acara diisi dengan workshop bertema ?Effective Counseling in School? yang disampaikan oleh Elisabeth Mailool, MTh., counselor dari HOPE Counselling UPH. Menurut Elisabeth, konseling itu bukan sekedar memberikan saran, melainkan suatu terapi melalui bicara bersama untuk mendapatkan pemahaman terhadap suatu masalah. Karena itu dalam konseling, konselor harus memahami konselinya dengan pemahaman yang dalam. Ada tiga tujuan dari konseling yang disampaikan Elisabeth, yaitu feel your self, know your self dan control your self. Di bagian akhir sesi, para peserta dilatih keterampilan dasar konseling. Pada sesi ini peserta sangat tertarik dan proaktif dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Acara ini dirasakan sangat bermanfaat bagi para peserta dan berharap dapat diselenggarakan kembali dengan topik-topik lainnya terkait bidang bimbingan dan konseling. (rh)
Berikut ini beberapa testimoni dari para peserta:
Antonius Novianto (guru BK)- SMA Kolose Loyola “Jadwal & kegiatan sangat baik, banyak menginspirasi. Semoga kegiatan ini bisa terus berkelanjutan.”
Immanuel Banamtuan (guru BK) – SMA Eben Haezar, Manado “Materi yang saya terima sangat menarik dan sangat bermanfaat bagi saya untuk membimbing mereka (klien) dalam menyelesaikan masalah (mengenal pribadinya). Sekali lagi, terima kasih banyak dan Tuhan Yesus memberkati.”
Lusiana Lidwina (kepala sekolah) – SMA Santo Ignasius, Singkawang “Kegiatan dan pelayanan yang memberi banyak manfaat dan menyenangkan (workshop digabung dengan rekreasi). Semoga dapat diteruskan dengan topik-topik yang lain yang bermanfaat bagi sekolah.”
Yunedi (kepala sekolah) – SMA Sunodia, Samarinda “Interesting, entertaining, inspiring and expand horizons and knowledge. A comfort place to share experience each other. Thanks for the opportunity to join in this program. Hopefully the same program will be held regularly.”
UPH Media Relations |
