Conservatory of Music (CoM) UPH, tepatnya konsentrasi Terapi Musik UPH, bekerja sama dengan Ikatan Terapi Musik Indonesia (ITMI) menyelenggarakan Music Therapy Day 2015 pada tanggal 26 September 2015
Conservatory of Music (CoM) UPH, tepatnya konsentrasi Terapi Musik UPH, bekerja sama dengan Ikatan Terapi Musik Indonesia (ITMI) menyelenggarakan Music Therapy Day 2015 pada tanggal 26 September 2015
Conservatory of Music (CoM) UPH, tepatnya konsentrasi Terapi Musik, bekerja sama dengan Ikatan Terapi Musik Indonesia (ITMI) menyelenggarakan Music Therapy Day 2015 pada tanggal 26 September 2015 di @america Pacific Place, Jakarta. Acara ini merupakan bentuk perayaan serta ajakan untuk mengenal lebih jauh tentang praktek terapi musik di dunia. Walau praktek terapi musik di negara maju seperti UK, USA, dan Australia sudah jauh lebih berkembang, profesi ini masih tergolong baru di Indonesia. Penggunaan musik sebagai media non-verbal untuk mencapai tujuan-tujuan terapeutik tertentu masih harus diperkenalkan kepada masyarakat sehingga semakin banyak golongan yang dapat mengalami manfaat dari terapi musik.
Tema yang diangkat pada Music Therapy Day kali ini adalah ?Music Speaks the Unspoken?. Banyak kalangan, terutama dengan berkebutuhan khusus, yang memiliki kesulitan dalam mengekspresikan diri. Seringkali kita lupa bahwa di luar bahasa verbal yang kita gunakan sehari-hari, masih ada alat komunikasi lain seperti gerakan tubuh dan bahasa isyarat. Musik, sesuatu yang sangat dekat dengan kehidupan dan sistem fisiologi manusia, juga dapat berfungsi sebagai sarana ekspresi dan komunikasi.
Mahasiswa Terapi Musik UPH menampilkan lagu ?I Believe I Can Fly? (R. Kelly) yang disertai dengan sign language. Kemudian acara dibuka oleh Dr. Petra Kern, mantan Presiden dari The World Federation of Music Therapy (WFMT), yang memberikan kata sambutan melalui rekaman video. Untuk memberi gambaran kepada masyarakat tentang praktek terapi musik, kami menampilkan beberapa cuplikan video dari berbagai kasus dan kelompok usia yang berbeda. Screening dilanjutkan dengan mengundang penonton untuk bertanya dan berdiskusi tentang klip video atau hal-hal lain yang berkenaan dengan terapi musik. Diskusi ini difasilitasi oleh dosen Music Therapy UPH yaitu Monica Subiantoro, MA Music Therapy dan Saphira Hertha, S.Sn.
Pada waktu yang bersamaan, ada juga workshop di ruangan kelas, meliputi kegiatan bermusik dengan anak, remaja, dan dewasa. Panitia berharap acara ini dapat memberi kesempatan bagi pengunjung untuk merasakan sendiri teknik yang digunakan dalam sesi terapi musik. Workshop dipimpin oleh alumni-alumni UPH Conservatory of Music , konsentrasi Terapi Musik, yang sekarang aktif berkarya sebagai terapis musik.
Animo yang sangat baik terlihat dari banyaknya pengunjung (di luar kelompok usia bersangkutan) yang juga ingin mengamati dan belajar sesuatu dari workshop-workshop yang diadakan.
Selain workshop dan performance, beberapa booth juga disediakan bagi pengunjung untuk bertanya tentang bagaimana dapat mengakses terapi musik, pelatihan terapi musik di UPH, serta permainan-permainan untuk mengenalkan tentang disabilitas yang selama ini masih memunculkan berbagai stigma dalam masyarakat. Penampil dari luar pun turut memeriahkan acara ini.
Ada pula sesi mini concert sebagai wadah bagi anak-anak berkebutuhan khusus untuk menampilkan kebisaan mereka bernyanyi serta bermain musik. Sungguh pengalaman yang luar biasa untuk dapat menyaksikan semangat anak-anak dan remaja ini memberikan penampilan yang terbaik. Sebagai penutup, pre-event concert dari Konser Mengejar Mimpiku 2 ditampilkan dalam bentuk tayangan video dan live music yang mendeskripsikan kondisi penyandang disabilitas serta bagaimana kita seharusnya memandang dan berinteraksi dengan mereka. Sampai jumpa di Music Therapy Day 2016! (Oleh Monica Subiantoro).
UPH Media Relations |