NEWS & PUBLICATION

Pertumbuhan Industri Perhotelan Harus Diikuti Tersedianya SDM Berkualitas

31/10/2016 Uncategorized

Pertumbuhan Industri Perhotelan Harus Diikuti Tersedianya SDM Berkualitas

button_target

Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan (STPPH), Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M., mengatakan bahwa bisnis hotel saat ini memang begitu menggiurkan, karena bisnis ini mampu menyerap begitu banyak tenaga kerja

Ketua STPPH, Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M., Menjadi Salah Satu Narasumber dalam Heartline Coffee Morning yang Membahas Mengenai Tantangan Membangun Bisnis Hotel

 

Seiring bertumbuhnya bisnis kepariwisataan, pembangunan hotel di kota-kota tujuan utama pariwisata, terus meningkat.  Bahkan konsultan properti Colliers International Indonesia memperkirakan bahwa pada akhir 2016 Jakarta diguyur tambahan 4.756 kamar hotel (sumber: Berita Satu.com). Menanggapi fenomena tersebut, Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan (STPPH), Dr. Diena M. Lemy, A.Par., M.M., mengatakan bahwa bisnis hotel saat ini memang begitu menggiurkan, karena bisnis ini mampu menyerap begitu banyak tenaga kerja. Selain itu bisnis ini juga menjadi diminati, karena mampu memenuhi kebutuhan wisatawan dan meningkatkan perekonomian penduduk setempat.  Namun hal ini harus diikuti dengan tersediaanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yang mampu memenuhi kebutuhan industri hotel.

 

Topik ini diangkat dalam talkshow Heartline Coffee Morning dengan tema  ?Tantangan dalam Membangun Bisnis Hotel?, pada 20 September 2016 di Maxx Coffee Benton Junction, Tangerang. Talkshow ini menghadirkan tiga narasumber dari akademisi, praktisi dan konsultan.

 

?Industri hotel merupakan industri jangka panjang sehingga dibutuhkan orang-orang yang mampu memberikan komitmen dalam memberi pelayanan terbaik. Untuk itu lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan SDM dengan menghasilkan lulusan berkualitas. Lembaga pendidikan harus memberikan upaya besar untuk menanamkan nilai kedisiplinan yang kuat dan melatih mental para anak didiknya agar mampu bertahan di industri perhotelan yang sebenarnya,? papar Dr. Diena.

 

Dr. Diena juga memaparkan tantangan lainnya yang harus dihadapi Indonesia untuk menyiapkan SDM yang berkualitas yaitu  tenaga pengajar dengan jenjang pendidikan S2 yang masih kurang, masih banyaknya anak-anak yang memilih dunia perhotelan dan pariwisata tidak berlandaskan pada  passion tapi hanya karena trend semata, dan masih belum maksimalnya dukungan pemerintah akan kebutuhan tenaga pengajar.

 

Narasumber lainnya, Hendra Kurniawan sebagai GM Allila Hotel Tangerang, senada dengan Dr. Diena terkait pentingnya kompetensi dan passion yang harus dimiliki  SDM dalam industri hotel. Hendra melihat bahwa bisnis Hotel harus selalu melihat apa yang dibutuhkan customer dan memberikan kepuasan kepada mereka.

 

Di sisi lain, Djoko Kurniawan sebagai konsultan membenarkan bahwa ada gap atau ketimpangan antara kebutuhan dengan pemenuhan SDM yang berkualitas. Dalam praktek bisnis, sebagai auditor dan konsultan ia sering menemukan masih banyaknya hotel-hotel yang belum memberikan pelayanan terbaik. Padahal ketika menempuh pendidikan, setiap SDM tersebut pastinya sudah dilengkapi dengan standar-standar pelayanan.

 

?Dari segi akademik setiap lulusan  seperti lulusan STPPH contohnya, pasti sudah dipersiapkan dengan baik mengenai bagaimana cara memberi pelayanan terbaik. Namun ketika tercemplung di salah satu hotel  dengan manajemen yang lebih mengutamakan profit, dan tidak memikirkan pemberian pelayanan terbaik, pastinya ini akan mempengaruhi mereka. Ini yang membuat SDM yang sudah terlatih sebelumnya,  tidak dapat memberi pelayanan terbaik karena terbentur aturan atau budaya dalam manajemen hotel tersebut,?ungkap Djoko.

 

Diakhir sesi, Dr. Diena kembali menegaskan pentingnya ketersediaan SDM yang berkualitas untuk mendukung pertumbuhan insdustri pariwisata, melalui sinergi dunia pendidikan dan industri.  

 

?STPPH terus berupaya membawa lulusannya dekat dengan industri perhotelan, melalui upaya mendorong mahasiswa untuk  membuat Studi Kelayakan Bisnis sebagai tugas akhir. Studi Kelayakan Bisnis ini harus meliputi analisis aspek pasar, aspek teknikal, aspek manajemen, dan aspek finansial. Tidak hanya itu untuk industri perhotelan secara menyeluruh, ia mengajak para stakeholder terkait tidak hanya mengeksploitasi peluang tapi juga harus mampu memikirkan dengan benar setiap aspek yang terlibat sehingga  ketika menjalankan bisnis ini, dapat memberikan pelayanan terbaik,? tutup Dr. Diena.

 

Foto Bersama Tim Heartline Radio dengan Ketiga Narasumber (tengah keempat-kelima) Djoko Kurniawan, Hendra Kurniawan, Dr. Diena M. Lemy

 

UPH Media Relations