18/05/2017 Uncategorized
Seminar Nasional Sains, Rekayasa, dan Teknologi (SNSRT) yang diselenggarakan kedua kalinya oleh Fakultas Sains dan Teknologi (FaST) UPH pada 17-18 Mei 2017, di D 501 UPH Karawaci. Melalui salah satu pembicara yang hadir yaitu Prof. Dr.-Ing. habil. Andrea
![]() Seminar bersama (kanan) Prof. Dr.-Ing. habil. Andreas Wibowo, RIHS, Badan Penelitan dan Pengembangan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang Dimoderatori oleh (Kiri) Dekan Fast Prof. Dr. Manlian R. Simanjuntak, ST., MT., D.Min.
|
||
Seminar Nasional Sains, Rekayasa, dan Teknologi (SNSRT) yang diselenggarakan kedua kalinya oleh Fakultas Sains dan Teknologi (FaST) UPH pada 17-18 Mei 2017, di D 501 UPH Karawaci. Melalui salah satu pembicara yang hadir yaitu Prof. Dr.-Ing. habil. Andreas Wibowo, RIHS ? Badan Penelitan dan Pengembangan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengajak para peserta untuk lebih aktif melakukan riset di bidang pengembangan infrastruktur, terutama pembahasan mengenai PPP atau Public-Private Partnership (PPP).
Dalam paparannya yang bertopik ?State of the Art Riset Public-Private Partnership (PPP) untuk penyelenggaraan Infrastruktur Publik?, beliau menyatakan bahwa penting adanya riset yang aplikatif terkait topik PPP ini. Terutama ketika melihat fakta bahwa masih sedikitnya riset yang membahas PPP di Indonesia, sehingga topik PPP masih menjadi lahan subur untuk dibahas secara aplikatif bagi perkembangan infrastruktur di Indonesia. |
||
|
||
?Indonesia masih menjadi lahan subur untuk dijadikan obyek penelitian terkait riset konsep PPP. Apakah betul badan usaha swasta lebih efisien dalam membangun dibanding pemerintah. Ini yang menjadi kunci riset. Selain efisiensi, focus lainnya seperti kelembagaan yang mengatur, discount rates, dan scale of economies atau kelayakan suatu proyek untuk diterapkan dengan konsep PPP, perlu dijadikan pertimbangan. Tentunya melakukan riset yang aplikatif ini tidak bisa diselesaikan hanya dengan satu disiplin keilmuan, tapi diperlukan kolaborasi multi-disiplin keilmuan yang harus dilakukan. Kita membutuhkan akademisi untuk bersama melakukan applied riset, dan tidak sekedar teori. Jadi inilah peluang bagi kita para akademisi,? jelas Andreas.
Selain pembahasan oleh Andreas, seminar ini juga dilanjutkan dengan paparan dari Eden Steven, Ph.D., dan Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P – Emmerich Education Center, Jakarta, dan ketiga Prof. Dr. Ir. Rindit Pambayun, M.P., Ketua Umum Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI). |
||
|
||
UPH Media Relations
|