15/09/2017 Uncategorized
Lomba Pemrograman dan Logika (PROLOG) 2017 tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) kembali digelar oleh School of Information Science and Technologi Universitas Pelita Harapan (SISTECH-UPH) untuk mengasah kemampuan Programming dan Logic di tingkat siswa SMA/S
![]() Para Pemenang Lomba Berpose bersama Para Panitia Prolog FIK UPH 2017
|
||||
Lomba Pemrograman dan Logika (PROLOG) 2017 tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) kembali digelar oleh School of Information Science and Technologi Universitas Pelita Harapan (SISTECH-UPH) untuk mengasah kemampuan Programming dan Logic di tingkat siswa SMA/SMK. Kompetisi yang diadakan skala nasional ini diikuti 83 tim dari 65 sekolah yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Jabodetabek, Semarang, Lampung, Tapanuli, Kupang, dan Makasar.
Menurut Dion ketua PROLOG 2017, yang juga dosen SISTECH UPH, lomba ini tidak hanya mengenai pemrograman, namun lebih ditekankan pada logika. Karena untuk mengembangkan sebuah program dibutuhkan dasar-dasar logika yang kuat.
?Kemampuan dasar logika ini sangat penting untuk memperlengkapi para siswa yang akan melanjutkan studi dalam bidang ilmu komputer. Sayangnya saat ini lebih banyak siswa yang tertarik hanya sebagai pengguna komputer saja, padahal pengembangan teknologi baru sangat membutuhkan logika yang kuat. Bahkan dengan penguasaan programming dan logic, akan sangat membantu siswa dalam memanfaatkan teknologi untuk peluang-peluang bisnis seperti banyaknya aplikasi-aplikasi yang berkembang saat ini,? jelas Dion.
Soal-soal yang dibahas dalam PROLOG berkaitan dengan algoritma dan matematika, yang dibagi dalam 3 babak. Kompetisi diawali dengan babak penyisihan pada 28 Agustus 2017, untuk mengerjakan soal pilihan berganda secara online dengan sistem Moodle UPH. Dalam babak ini UPH sekaligus mengenalkan siswa pada kemajuan teknologi learning managemen system yang ada di UPH.
Selanjutnya tersaring 30 tim untuk masuk ke babak semi final. Pada tahap ini kompetisi dilakukan di kampus UPH, Karawaci, pada tanggal 13 September 2017. Tantangan yang diberikan dalam bentuk Logic Race secara interaktif. Peserta harus mengerjakan di pos-pos yang sudah ditentukan. Setiap pos terdiri dari satu persoalan berupa permainan, pemrograman, logika, atau kombinasinya. Persoalan harus diselesaikan dalam kurun waktu tertentu dengan satu juri yang akan melakukan penilaian langsung di tempat. Tujuan babak ini untuk meningkatkan interaksi dan experience terkait lomba dengan persaingan yang ketat.
Di babak final terpilih 10 tim. Dalam babak ini peserta harus menyelesaikan paper test untuk soal pemrograman dan logika, namun kali ini soal pemrogram mendapat porsi lebih banyak.
Kompetisi ini diakhiri dengan cukup ketat dan seru dengan kemenangan SMAK 1 Penabur Jakarta menyabet juara pertama, SMAK 5 Penabur Kelapa Gading juara kedua, dan Sekolah Dian Harapan Daan Mogot sebagai juara ketiga.
Antusiasme peserta sangat terasa, khususnya pada saat ?Logic Race?, bahkan ada yang mengaku harus berlari-lari ke pos berikutnya dengan cara menaikki tangga di sepanjang 5 lantai secara manual. Namun mereka puas, apalagi jika mendapat bonus sebuah kemenangan, seperti yang disampaikan Kristoforus Jason anggota tim dari SMAK 1 Jakarta, yang meraih juara pertama:
?Sebenarnya kami tidak menyangka akan mendapat juara pertama, karena kami sempat di peringkat terakhir di logic race. Padahal sudah berlari-lari. Tapi kami tetap melakukan yang terbaik. Mungkin karena kami sudah sering mengikuti lomba jadi hal itu sangat membantu dan bagus untuk latihan. Selain itu kami juga sering berlatih sendiri dengan mengerjakan soal-soal yang ada di internet. Yang terpenting yaitu perbanyak latihan?.
Melalui keseluruhan babak ini panitia PROLOG bertujuan membekali para siswa mengenai bidang ilmu komputer yang akan dipelajari di perguruan tinggi.
?Pembekalan ini penting untuk siswa yang akan melanjutkan studi di bidang ilmu komputer. Karena kebanyakan siswa yang mengambil bidang komputer belum memiliki gambaran dan tujuan yang kongkrit. Padahal bila mereka sudah memiliki pengenalan dan wawasan di bidang teknologi komputer yang berkembang pesat saat ini, dapat menambah minat dan antusias dalam mempelajari bidang ini,? tambah Dion.
Lomba PROLOG sendiri merupakan sebuah acara tahunan yang sempat vakum sejak tahun 2006. Namun pada tahun 2016 mulai diaktifkan kembali dan diharapkan akan terus aktif dan berkembang menjadi icon event SISTECH UPH. Jika sebelumnya PROLOG hanya diikuti sekolah-sekolah yang ada di Jabodetabek, maka tahun ini dan selanjutnya lingkup kompetisi akan menjangkau berbagai daerah di Indonesia. Tentunya dengan system penyisihan secara online akan memudahkan peserta dari berbagai daerah untuk berpartisipasi.
Sesuai dengan misi UPH untuk mengedukasi secara merata, para peserta yang tidak lolos pada tahap finalis tetap mendapat workshop mengenai Arduino yang disampaikan oleh Kusno Prasetya, Ph.D. Ketua Jurusan Sistem Informasi – SISTECH UPH, di studio komputer UPH Karawaci Gedung F.
Dia mengharapkan melalui workshop yang dibawakan, para siswa tidak ditaklukkan oleh teknologi melainkan sebaliknya menjadi seorang penakluk teknologi. (tm/rh) |
||||
|
||||
UPH Media Relations |