Hubungan antara Pandemi terhadap Aspek Psikologis dan Kehidupan Religius Mahasiswa.

Pandemi Covid-19 menjangkau hampir di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia, tentunya tidak boleh diremehkan, karena tidak hanya menyebabkan gejala dan penyakit fisik, tetapi juga berdampak pada aspek psikologis dan spiritual. Pemikiran ini mendorong Yonathan Aditya Goei, Ph. D – Dekan Pendamping Psikologi UPH melakukan penelitian mengenai ‘Faktor-faktor yang mempengaruhi respon mahasiswa di tengah Pandemi COVID 19’.

“Penelitian ini merupakan kelanjutan dari riset dua tahun terakhir mengenai pergumulan religius dan spiritual di kalangan mahasiswa di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya di berbagai negara pada kalangan berbagai penganut agama (termasuk atheis) menunjukkan mereka yang mengalami pergumulan religius dan spiritual cenderung lebih tidak sehat secara fisik dan mental. Berdasarkan hal ini, kami ingin melihat bagaimana respon mahasiswa terhadap pandemi dan apa saja yang memengaruhi respon mereka. Tujuannya adalah supaya kami dapat merancang program yang tepat untuk menolong mereka menghadapi pandemi ini dengan lebih baik,” jelas Yonathan.

Penelitian lanjutan yang mulai berlangsung pada Maret 2020 ini, kini telah mencapai tahap pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner online kepada sejumlah mahasiswa di beberapa kota Indonesia, dan tengah melakukan proses analisa data. Melalui hasil analisa awal tersebut menunjukkan bahwa faktor kepribadian memegang peranan besar dalam bagaimana mahasiswa merespon pandemi ini, akan tetapi konsep yang benar tentang Tuhan dapat meredam respon negatif terhadap pandemi.

Menurut Yonathan, terlepas dari segala dampak negatif terkait pandemi COVID-19 ini, kita dapat melakukan beberapa hal untuk tetap dapat menjaga kesehatan fisik dan mental.

“Menurut saya pribadi beberapa hal ini secara sederhana dapat dilakukan dan membantu kita menghadapi situasi yang ada. Seperti selalu berpikir baik-baik sebelum bertindak, apakah tindakan ini akan membuat situasi lebih baik atau lebih buruk. Misalnya, apakah dengan bergabung dan membaca berita-berita itu akan membuat saya lebih sejahtera. Lalu, mulai melihat ke sekeliling dan ikut serta membantu orang sesuai dengan kemampuan kita. Tindakan prososial ini selain bisa menolong orang lain yang terdampak pandemi juga bisa menolong meningkatkan emosi positif sehingga hidup kita lebih sejahtera. Terakhir, gunakan masa tinggal di rumah untuk meningkatkan relasi dengan Tuhan, sehingga kita bisa melihat pandemi ini dengan perspektif yang benar. Berbagai tindakan tersebut akan menolong kita menyikapi pandemi ini dengan lebih baik sehingga kita akan lebih tenang dan imunitas kita juga akan lebih baik,” pesan Yonathan.

Selanjutnya, hasil penelitian ini akan menjadi acuan tim Psikologi UPH untuk merancang program-program untuk mahasiswa khususnya dalam menghadapi situasi pandemi. UPH terus mendorong para akademisi untuk berperan aktif melalui bidang keilmuannya masing-masing membantu masyarakat dan pemerintah untuk melewati pandemi Covid-19 di Indonesia.

Program studi Psikologi UPH melalui keilmuannya melakukan eksplorasi berbagai cabang psikologi seperti psikologi sosial, klinis, kognitif, pernikahan & keluarga, lintas budaya, dll. Studi perilaku manusia ini diinterpretasikan dan diimpartasi berlandaskan wawasan dunia Kristen, untuk memberikan pemahaman yang holistis dan menyeluruh tentang pemikiran dan perilaku manusia. Dengan demikian mahasiswa dapat mengembangkan keterampilan untuk dapat menerapkan prinsip-prinsip psikologi dengan tujuan meningkatkan kualitas kehidupan individu dan masyarakat.


baca juga:

Psikologi: Keunggulan Jurusan dan Prospek Kariernya