NEWS & PUBLICATION

Dosen UPH Bahas Pemanfaatan AI untuk Transformasi Komunikasi Publik di Forum Kehumasan Tangerang 2025 

15/10/2025 Sains, Teknologi, Teknik & Matematika

Dosen UPH Bahas Pemanfaatan AI untuk Transformasi Komunikasi Publik di Forum Kehumasan Tangerang 2025 

Di era transformasi digital yang serba cepat, peran teknologi tidak lagi sekadar pendukung, tetapi menjadi penggerak utama efektivitas pelayanan publik. Salah satu profesi yang terdampak langsung adalah bidang Hubungan Masyarakat (Humas), yang kini dituntut untuk mampu mengelola arus informasi dengan cerdas, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan publik. Pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence / AI) menjadi salah satu langkah strategis untuk menjawab tantangan ini. 

Menanggapi kebutuhan tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang menyelenggarakan Forum Kehumasan 2025 pada 8–9 Oktober 2025 di Aula Al-Amanah, Kantor Wali Kota Tangerang. Dalam forum ini, Okky Barus, S.Kom., M.M., M.T.I., Associate Professor Universitas Pelita Harapan (UPH), dipercaya menjadi narasumber utama dengan topik “Dari Tren ke Aksi Nyata: Strategi Implementasi AI Tepat Guna untuk Transformasi Pelayanan Publik.” Lebih dari 100 peserta hadir dalam kegiatan ini, yaitu perwakilan di sektor kehumasan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Puskesmas, dan sekolah negeri di Kota Tangerang.  

Dalam paparannya, Okky mengajak para peserta untuk memandang AI bukan sekadar tren teknologi. “AI seharusnya membantu humas memahami publik lebih baik. AI bukan menggantikan peran manusia, tetapi meningkatkan empati, akurasi, dan ketepatan strategi komunikasi,” ujarnya. 

AI dan Transformasi Cara Kerja Humas 

Artificial Intelligence (AI) pada dasarnya adalah ‘otak pintar’ di komputer yang mampu belajar dan melakukan berbagai tugas seperti manusia. Mulai dari memprediksi (predictive), menciptakan sesuatu yang baru (generative), hingga membantu proses pembelajaran dan pengambilan keputusan. Bayangkan AI sebagai asisten yang cepat dan patuh. Kita memberinya tugas untuk menganalisis data atau menyarankan solusi, dan ia melakukannya dengan efisien berdasarkan pola yang telah dipelajari,” jelas Okky. 

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa AI generatif bekerja dengan cara mengenali pola dari data besar menggunakan metode Deep Learning—jaringan saraf berlapis yang memungkinkan sistem menghasilkan konten baru seperti teks, gambar, atau video. Penerapan teknologi ini, kata Okky, sebenarnya sudah sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, mulai dari chatbot di situs belanja, rekomendasi produk di e-commerce, hingga asisten suara seperti Google Assistant. 

Kesadaran inilah yang menurut Okky perlu dimiliki para pelaku kehumasan dan pelayanan publik untuk menjadikan AI sebagai alat strategis.  

“Dalam konteks kehumasan dan pelayanan publik, AI membuka peluang besar untuk meningkatkan efisiensi kerja. Teknologi ini membantu analisis data secara cepat dan akurat, mempercepat proses pengambilan keputusan, dan mengotomatisasi pekerjaan administratif rutin. Dengan begitu, staf humas dapat lebih fokus pada aspek strategis yang membutuhkan sentuhan manusia, seperti membangun kepercayaan, komunikasi yang empatik, dan kedekatan dengan masyarakat,” pungkasnya. 

Etika dan Strategi Penerapan AI di Kehumasan 

Okky menjelaskan bahwa AI bukan sekadar alat bantu, melainkan mitra kerja yang memperluas kapasitas manusia—selama digunakan secara etis dan bertanggung jawab. Untuk itu, aspek etika menjadi fondasi utama dalam setiap penerapan teknologi, terutama di bidang pelayanan publik dan produksi konten komunikasi. 

“AI tidak tahu benar atau salah; ia hanya belajar dari data yang diberikan. Jika datanya bias, hasilnya pun bias. Karena itu, pengguna perlu memahami prinsip transparansi, privasi, dan akuntabilitas. Misalnya, ketika menggunakan karya visual yang dihasilkan AI, penting untuk mencantumkan label AI-generated, tidak meniru karya seniman tanpa izin, serta memastikan penggunaannya tidak menyesatkan publik,” jelas Okky. 

Untuk membantu instansi pemerintah dan unit kehumasan mengadopsi AI secara efektif, Okky memaparkan lima strategi implementasi praktis yang dapat diterapkan secara bertahap Tahap pertama dimulai dari pilot project sederhana dengan memilih tugas-tugas rutin yang bisa diotomatisasi, seperti menyusun draf konten atau menjawab pertanyaan publik. Selanjutnya, penting bagi seluruh staf untuk mendapatkan pelatihan dasar AI serta kemampuan prompt engineering agar pemanfaatan teknologi ini dapat berjalan secara optimal. Tahap berikutnya adalah memastikan prinsip verifikasi dan transparansi diterapkan dalam setiap proses—setiap hasil kerja AI perlu ditinjau sebelum dipublikasikan, dan publik perlu diinformasikan apabila interaksi dilakukan melalui sistem berbasis AI. Setelah tahap uji coba berhasil, instansi dapat mulai menyusun anggaran berjenjang untuk berinvestasi pada alat profesional maupun pengembangan sistem khusus, seperti chatbot layanan publik. Terakhir, Okky menekankan pentingnya evaluasi berkala untuk mengukur efektivitas dan dampak penggunaan AI terhadap efisiensi kerja dan kualitas komunikasi publik, agar hasilnya dapat menjadi dasar dalam pengembangan program ke depan. 

“AI tidak menggantikan kreativitas manusia. Justru, dengan etika dan pemanfaatan yang bijak, teknologi ini membantu kita berpikir lebih strategis dan melayani publik dengan lebih baik,” pungkas Okky. 

Kolaborasi dan Inovasi untuk Pelayanan Publik yang Lebih Dekat 

Forum Kehumasan 2025 juga menghadirkan Ridwan Albakri, Praktisi dari Cekat AI, yang memaparkan bagaimana kecerdasan buatan mampu mendorong efisiensi dan personalisasi dalam pelayanan publik.  

Melengkapi sesi tersebut, Dr. Mugiya Wardhany, S.E., M.Si., Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangerang, turut menegaskan bahwa kemajuan teknologi merupakan tantangan sekaligus peluang besar bagi humas pemerintah. “Humas tidak bisa lagi bekerja satu arah. Kita perlu membuka ruang dialog, mendengar suara masyarakat, dan memanfaatkan teknologi seperti AI agar komunikasi publik menjadi lebih efektif dan interaktif,” ungkapnya. 

Forum Kehumasan 2025 Pemkot Tangerang menjadi ruang kolaborasi untuk mencapai tujuan bersama, yaitu memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. Melalui partisipasi aktif dalam forum ini, UPH membuktikan kontribusinya lewat bidang keilmuannya dengan menghadirkan wawasan praktis dari dosen berkualitas yang mampu menjembatani teori dan praktik di lapangan. Dengan tenaga pengajar yang berkualitas dan kurikulum yang relevan dengan kebutuhan zaman, UPH berkomitmen untuk menghasilkan lulusan yang takut akan Tuhan, unggul, dan berdampak nyata bagi masyarakat.