01/11/2025 Sains, Teknologi, Teknik & Matematika
Di tengah pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan dan robotika, dunia pendidikan ditantang untuk menghadirkan ruang belajar yang relevan dan aplikatif. Universitas Pelita Harapan (UPH) melalui Program Studi Teknik Industri mengambil langkah nyata dengan menjadi tuan rumah RoboRoarZ Indonesia 2025, ajang kompetisi robotika internasional berbasis edukasi yang digagas oleh Singapore University of Technology and Design (SUTD). Diselenggarakan pada 30–31 Oktober 2025, kompetisi ini menjadi wadah bagi para inovator muda untuk mengasah kreativitas, ketepatan, dan kemampuan problem-solving melalui simulasi dunia nyata. Tahun ini, sebanyak 25 tim dari berbagai kota di Indonesia, serta delegasi dari Singapura dan Filipina, turut berpartisipasi dalam ajang bergengsi ini.
RoboRoarZ menghadirkan pengalaman belajar berbasis STEM yang menghubungkan teori dan aplikasi nyata. Peserta tidak hanya merakit robot, tetapi juga ditantang untuk berpikir sistematis, menyusun strategi, dan berkolaborasi lintas disiplin dalam menghadapi tantangan robotika yang menyerupai kondisi dunia nyata. Tahun ini, kompetisi mengusung tema “Navigate the Future with Robotics”, dengan mengenalkan teknologi reconfigurable robotics melalui Smorphi—wadah robotika edukatif yang dikembangkan oleh SUTD dan mampu beradaptasi serta berubah bentuk sesuai kebutuhan misi. Diselenggarakan di UPH dengan dukungan Lionsbot, The James Dyson Foundation, dan Wefaa Robotics, ajang ini menjadi kolaborasi strategis lintas institusi untuk menumbuhkan kreativitas, inovasi, dan kemampuan problem-solving generasi muda.
Dalam sambutannya, Dr. Laurence, M.T., selaku Ketua Prodi Teknik Industri UPH dan Chair RoboRoarZ Indonesia 2025, menegaskan bahwa kompetisi ini adalah wadah untuk menumbuhkan talenta muda berdaya saing global.
“RoboRoarZ mendorong peserta belajar di luar batas ruang kelas. Mereka tidak hanya menerapkan ilmu teknik, tetapi juga manajemen, desain, dan analisis data. Tujuan kami adalah memberikan pengalaman belajar yang komprehensif dan kolaboratif, sehingga mampu menumbuhkan talenta muda dengan daya saing global,” ungkap Dr. Laurence.
Sementara itu, Prof. Mohan Rajesh Elara, Professor SUTD sekaligus Founder RoboRoarZ, menegaskan bahwa ajang ini berbeda dari kompetisi robotika tradisional. Peserta tidak diberikan waktu persiapan berbulan-bulan; tantangan baru diumumkan di hari pertama dan harus diselesaikan dalam dua hari penyelenggaraan.
“Inilah cerminan dunia profesional—masalah atau tantangan datang tiba-tiba dan menuntut kreativitas, kecepatan berpikir, serta kolaborasi. Mahasiswa Indonesia, termasuk dari UPH, memiliki talenta dan etos kerja luar biasa. Kompetisi seperti ini menjadi wadah bagi mereka untuk menguji ide, membangun kepercayaan diri, sekaligus mengasah kemampuan dalam ekosistem global. Saya berharap UPH terus berperan aktif dalam mendorong inovasi robotika dan menyiapkan generasi muda yang siap bersaing di tingkat internasional,” jelasnya.
Senada dengan Mohan, Dr. Bhagya Samarakoon, selaku Chair of RoboRoarZ Council, menyampaikan bahwa RoboRoarZ diharapkan menjadi wadah bagi peserta untuk mengekspresikan ide inovatif mereka serta menjalin jejaring internasional, sehingga kelak dapat berkontribusi bagi kemajuan teknologi global.
Dukungan industri turut hadir melalui kehadiran Madam Zhang Lei, Director Wefaa Robotics, yang berharap RoboRoarZ menjadi jembatan koneksi global bagi peserta. “Ajang ini mempertemukan generasi muda dari berbagai negara untuk bersama-sama memecahkan tantangan nyata dengan teknologi. Ini adalah bentuk pembelajaran berkelanjutan yang sangat relevan dengan industri masa depan,” ujarnya.
Kompetisi tahun ini menghadirkan tiga kategori utama. Smorphi Autonomous Challenge menuntut robot untuk bergerak dan menyelesaikan misi secara mandiri dengan memanfaatkan pemrograman dan sensor secara tepat. Smorphi Imaginary Challenge berfokus pada kreativitas peserta dalam merancang bentuk dan fungsi robot reconfigurable, lalu mempresentasikannya sebagai solusi inovatif di platform simulasi robot 3D. Sementara itu, Smorphi Pilot Challenge menguji kemampuan peserta dalam mengendalikan robot secara langsung untuk menyelesaikan tantangan dengan ketepatan dan strategi terbaik.
Kreativitas dan kolaborasi jadi kunci keberhasilan para peserta dalam menghadirkan solusi robotika yang inovatif. Setelah melewati proses penilaian yang ketat, berikut tim yang berhasil meraih gelar juara:
Kategori Smorphi Pilot Challenge
Tingkat SMA
Tingkat Universitas
Kategori Smorphi Autonomous Challenge
Tingkat SMA
Tingkat Universitas
Kategori Smorphi Imaginary Challenge
Tingkat SMA
Tingkat Universitas
Salah satu peserta dari UPH, Kelly Gunawan (Teknik Industri, 2025), berhasil meraih Juara 1 pada kategori Smorphi Autonomous Challenge dan Juara 2 pada kategori Smorphi Imaginary Challenge. Kelly mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan untuk berkompetisi dan dan belajar banyak hal baru dalam dunia robotika berskala internasional ini.
“Saya sangat bersyukur bisa berkompetisi di RoboRoarZ, terutama karena dapat berkolaborasi dengan teman-teman dari Singapore Polytechnic. Pengalamannya seru sekali. Kami belajar banyak hal baru tentang robotika meskipun masih pemula. Selama kompetisi, kami benar-benar difasilitasi untuk belajar bersama dan saling mendukung,” ujar Kelly.
Dengan semangat kolaborasi lintas negara, RoboRoarZ Indonesia 2025 bukan sekadar ajang mencari pemenang, tetapi juga wadah pembentukan pembelajar yang siap menciptakan solusi inovatif bagi dunia yang terus berkembang. Melalui kegiatan ini, UPH menegaskan komitmennya untuk berkontribusi pada kemajuan teknologi Indonesia lewat kolaborasi global, pembelajaran berbasis praktik, dan kompetisi yang menumbuhkan generasi inovator masa depan.
Lebih dari sekadar wadah berkompetisi, UPH berharap kegiatan ini menumbuhkan generasi yang takut akan Tuhan, bijak dan bertanggung jawab dalam berinovasi, serta mampu menghadirkan keunggulan dan dampak nyata bagi masyarakat dan bangsa.