NEWS & PUBLICATION

FTI UPH Ajak Mahasiswa Kuasai Strategi Pemasaran Digital lewat Kuliah Tamu Bersama Monash University Indonesia

12/11/2025 Sains, Teknologi, Teknik & Matematika

FTI UPH Ajak Mahasiswa Kuasai Strategi Pemasaran Digital lewat Kuliah Tamu Bersama Monash University Indonesia

Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah pengguna internet di Indonesia kini mencapai 229,4 juta jiwa atau 80,66% dari total populasi. Angka ini mencerminkan potensi luar biasa bagi perusahaan untuk menjangkau pasar digital yang terus berkembang. Namun, mengubah pengguna internet menjadi konsumen setia bukanlah hal mudah — dibutuhkan strategi komunikasi digital yang tepat sasaran, konsistensi dalam pengelolaan pesan merek, serta kemampuan menciptakan pengalaman bermakna bagi audiens.

Menjawab kebutuhan tersebut, Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Pelita Harapan (UPH) bekerja sama dengan Monash University Indonesia menggelar kuliah tamu bertajuk “Masterclass: Integrated Marketing Communication” pada 6 November 2025 di Auditorium D-501, Kampus UPH Lippo Village, Tangerang. Kegiatan ini diikuti lebih dari 400 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen lintas program studi, sebagai langkah nyata dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan komunikasi digital di era modern.

“Di era digital, komunikasi menghadapi tantangan unik karena banjirnya pesan dari berbagai brand; mulai notifikasi di ponsel, unggahan media sosial, hingga iklan digital. Dalam kondisi ini, seorang profesional perlu mampu mengintegrasikan seluruh pesan agar selaras dan berdampak. Integrated Marketing Communication (IMC) adalah strategi yang memastikan semua saluran komunikasi bergerak sejalan, menciptakan pengalaman yang konsisten, kuat, dan mudah diingat oleh audiens. Saya berharap mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini untuk bertanya, belajar, dan terus mengembangkan rasa ingin tahu,” ujar Dr. Andree Emmanuel Widjaja, Dekan FTI UPH dalam sambutannya.

Memahami IMC untuk Membangun Brand

Kuliah tamu ini menghadirkan Arran Ridley, Ph.D., Asisten Profesor bidang Marketing and Digital Communications dari Monash University Indonesia. Dalam materinya yang bertajuk “Integrated Marketing Communication in The Digital Era”, Ridley menekankan bahwa komunikasi pemasaran kini sangat dipengaruhi oleh digitalisasi dan perkembangan teknologi. Menurutnya, kekuatan sebuah brand tidak hanya berasal dari produk yang dijual, tetapi juga dari cerita dan pengalaman emosional yang diciptakan bagi konsumen.

“Penerapan Integrated Marketing Communication membantu perusahaan membangun identitas brand, meningkatkan kesadaran, membentuk persepsi positif konsumen, serta memperkuat kepercayaan dan loyalitas dalam jangka panjang,” jelas Ridley.

Sebagai ilustrasi, Ridley menyinggung iklan digital dari perusahaan Bank Central Asia (BCA) pada 2023 lalu bertajuk #TibaTibaTenang. Ia menjelaskan bahwa iklan tersebut menggabungkan unsur hiburan dan edukasi, dengan pesan yang dekat pada keseharian masyarakat saat Ramadan.

“BCA menggunakan konsep mini drama dalam mengedukasi nasabah tentang keamanan transaksi, literasi finansial, serta kemudahan dan fitur praktis yang dimiliki aplikasi BCA. Pendekatan ini mampu menunjukkan bagaimana brand dapat mengedukasi dan membangun citra positif secara bersamaan, tanpa sekadar menjual produk,” ujarnya.

Pendekatan Berbasis Data, Kunci Memahami Konsumen Digital

Di era digital ini, Ridley menekankan pentingnya pendekatan berbasis data untuk memahami perilaku konsumen. Dengan mayoritas penduduk muda dan penetrasi internet mencapai lebih dari 80 persen, Indonesia menjadi salah satu pasar digital paling dinamis di dunia. Menurut Ridley, data dari media sosial seperti komentar atau engagement dapat diolah menjadi analisis sentimen untuk menilai persepsi publik terhadap sebuah brand.

“Dengan analisis sentimen, sebuah brand bisa tahu apakah mereka meninggalkan kesan positif, negatif, atau netral di mata konsumen,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa perkembangan gaming dan e-sports kini juga membuka ruang baru bagi strategi pemasaran digital. Platform seperti Twitch dan turnamen e-sports menciptakan ruang interaksi yang kuat antara brand dan audiens muda.

“Mereka (gamers) mungkin hanya bermain gim di ponsel saat di kafe atau di perjalanan. Namun di situlah peluang brand hadir melalui sponsor, kolaborasi, atau in-game advertising. Brand kini tidak hanya menjual produk, tetapi juga pengalaman,” jelas Ridley.

Menutup sesinya, Ridley menegaskan bahwa komunikasi pemasaran modern bukan lagi sekadar tentang menjual produk. Komunikasi pemasaran harus mampu membangun hubungan, memahami data, dan menciptakan pengalaman yang berarti bagi audiens.

Kuliah tamu ini memberi mahasiswa FTI UPH wawasan praktis tentang strategi komunikasi digital, sekaligus menegaskan bahwa profesional masa depan harus adaptif, kreatif, dan berpikir kritis. Kegiatan ini sekaligus memperkuat komitmen UPH dalam membekali mahasiswanya dengan pengetahuan dan pengalaman relevan, sehingga lulusannya siap menjadi profesional unggul yang takut akan Tuhan dan berdampak positif bagi masyarakat.