NEWS & PUBLICATION

UPH Public Lecture Series 2025: Membangun Pendidikan yang Mengintegrasikan Iman dan Pembelajaran 

30/09/2025 Other, Spiritual

UPH Public Lecture Series 2025: Membangun Pendidikan yang Mengintegrasikan Iman dan Pembelajaran 

Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH) menghadirkan pengalaman akademik dan spiritual yang inspiratif melalui UPH Public Lecture Series 2025, yang digelar selama dua hari pada 22-23 September 2025 di Grand Chapel dan Auditorium Fakultas Kedokteran (FK) kampus Universitas Pelita Harapan (UPH), Lippo Village, Karawaci, Tangerang. Acara ini menjadi bagian dari rangkaian pra-retreat yang diikuti oleh civitas academica UPH, menuju puncak acara YPPH Annual Retreat 2025 pada 26 September. Seluruh rangkaian acara menjadi momentum refleksi iman dan pembelajaran bagi seluruh komunitas akademik. 

UPH Public Lecture atau Kuliah Umum UPH kali ini menghadirkan enam pembicara dari berbagai disiplin, yakni pendidikan, teknik, teknologi, ekonomi, bisnis, dan kesehatan. Para pembicara berasal dari universitas Kristen ternama di Amerika Serikat, seperti Calvin University, Dordt University, dan The Master’s University. Setiap pembicara dengan konsisten memberikan paparan praktisi dalam mengintegrasikan Teologi Reformed ke dalam setiap aspek pembelajaran

Selain memperluas wawasan akademik, kuliah umum ini dirancang untuk menegaskan panggilan setiap peserta sebagai pengabdi Tuhan. Seluruh proses belajar, penelitian, dan pelayanan dipahami sebagai Coram Deo—dilakukan di hadapan Allah, di bawah otoritas-Nya, dan untuk kemuliaan-Nya. 

Dalam sambutannya, Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng., Sc., selaku Rektor UPH menegaskan identitas UPH sebagai satu-satunya universitas di Indonesia yang menjadikan iman kepada Kristus sebagai fondasi visinya. Ia berharap kuliah umum ini menjadi ruang refleksi dan inspirasi bagi seluruh peserta. 

“Saya berharap kuliah umum ini memberikan ide-ide baru untuk melangkah ke depan. Dunia pendidikan penuh tantangan, tetapi saya yakin kita semua berkomitmen melakukan yang terbaik demi kemuliaan Tuhan,” ujarnya.  

Menghidupi Pendidikan Kristen 

Rangkaian kuliah umum dibuka dengan sesi Dr. Leah Zuidema, Vice President for Academic Affairs Dordt University, yang membawakan topik “Moving Beyond Add-On Faith: Institutional Practices for Deep Integration”. Ia menegaskan bahwa iman bukan sekadar formalitas, melainkan harus sungguh dihidupi dan dijiwai oleh seluruh bidang ilmu serta kehidupan kampus. Integrasi iman, menurutnya, mencakup pengetahuan, tindakan, relasi, dan berakar pada pengajaran Kristus. 

“Dalam pendidikan, kita sering kali tanpa sadar menyembah ‘allah lain’, entah itu kesuksesan, pengetahuan, atau popularitas. Namun, kita dipanggil untuk memastikan seluruh aspek pembelajaran dipenuhi dengan semangat dan pengajaran Kristus,” ungkapnya. 

Merancang Teknologi dengan Visi Shalom 

Sesi kedua diisi oleh Dr. Frederick Haan, Professor of Engineering Calvin University, dengan tema “Designing for Shalom: Deepening Faith Integration in Engineering and Technology”. Ia mengingatkan bahwa teknik bukan hanya soal kemampuan teknis, melainkan panggilan untuk menghadirkan damai, keutuhan, dan sukacita (shalom) di tengah masyarakat.  

“Seorang insinyur Kristen harus ingat bahwa teknik bukan sekadar rumus dan teknologi, tetapi panggilan untuk melayani sesama dan menciptakan kehidupan yang mencerminkan kasih Allah,” ujarnya. 

Perspektif Iman dalam Ilmu Ekonomi 

Berikutnya di sesi ketiga, Dr. Sung Soo Lim, Associate Professor of Economics Calvin University, membawakan materi “Beyond Efficiency: Integrating Justice, Stewardship, and Hope in Economics”. Ia mengatakan, bahwa ekonomi bukan hanya persoalan mengejar angka dan efisiensi, melainkan harus berpijak pada nilai keadilan dan tanggung jawab. 

“Keuntungan dapat menjadi bahan bakar untuk menolong sesama dan menopang pekerjaan baik, asalkan digunakan dengan tanggung jawab, bukan untuk keserakahan,” tegasnya. 

Pentingnya “Bermain” dalam Pendidikan 

Hari kedua dimulai dengan sesi dari Dr. Brian Bolt, Dean of School of Education Calvin University, yang membawakan topik “Forming Kingdom Teachers: Deeper Models of Faith-Integrated Pedagogy”. Dalam paparannya, ia menyoroti pentingnya permainan sebagai bagian integral dalam pendidikan. Melalui permainan, siswa tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga belajar berkolaborasi, mengasah imajinasi, dan menemukan sukacita dalam proses belajar. 

Lebih jauh, Dr. Bolt mengingatkan bahwa Yesus sendiri menekankan iman seperti anak kecil—ditandai dengan kerendahan hati, kepolosan, ketulusan, kepercayaan murni, dan hati yang terbuka menerima Kerajaan Allah. 

“Permainan itu bukan hanya aktivitas, tapi juga sikap hati. Tuhan memanggil kita untuk hidup dengan sukacita, bukan dengan ketakutan,” ucap Dr. Bolt. 

Bisnis sebagai Cerminan Karakter Allah 

Sesi kelima diisi oleh Dr. John Beck, Dean of School of Business & Communication The Master’s University, dengan tema “Faithful Influence: Integrating Faith into Business Strategy and Public Communication.” Ia menegaskan bahwa bisnis mencerminkan karakter pemimpinnya. Bagi orang Kristen, bekerja dan berbisnis bukan sekadar aktivitas ekonomi, tetapi juga menjadi sarana kesaksian iman.  

“Bisnis tidak pernah hanya soal bisnis. Melalui gaya kepemimpinan, strategi, budaya organisasi, hingga cara kita berkomunikasi, kita sedang menunjukkan siapa Allah dan seperti apa karakter-Nya,” tegas Dr. Beck. 

Merawat dengan Belas Kasih  

Sebagai penutup rangkaian, Dr. Melanie Wynja, Professor of Nursing Dordt University, membawakan materi “Compassionate Care and Christian Calling: Integrating Faith into Nursing Practice and Education”. Ia mengajak para peserta untuk kembali merenungkan esensi pelayanan yang penuh belas kasih dalam terang iman Kristiani — sebuah panggilan yang tidak terbatas pada bidang keperawatan dan kesehatan semata, melainkan menyentuh setiap aspek kehidupan dan profesi. 

Mengutip Kolose 3:12, Dr. Wynja menegaskan panggilan untuk hidup dengan belas kasihan, kemurahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran, sebagaimana Kristus telah meneladankannya. 

“Profesi keperawatan adalah panggilan yang mulia. Jadilah perawat yang menghadirkan sentuhan manusiawi sekaligus memancarkan kasih Kristus di mana pun Anda ditempatkan,” pesannya. 

Rangkaian Acara YPPH Annual Retreat 2025 

Menjelang puncak YPPH Annual Retreat 2025, YPPH menghadirkan serangkaian pra-retreat yang dirancang khusus untuk memperlengkapi komunitas. Selain UPH Public Lecture Series, ada dua program penting lainnya yang menegaskan komitmen YPPH dalam mengintegrasikan iman dan pembelajaran di seluruh lini pendidikan. 

Pertama, Special Parent & Student Session: Integration of Faith and Learning (21 September 2025), ditujukan bagi orang tua dan mahasiswa UPH, serta orang tua dan siswa sekolah-sekolah YPPH. Kedua, SPH Teacher Enrichment Program (24 September 2025), yang berfokus pada pemimpin dan guru sekolah-sekolah YPPH, untuk memperdalam panggilan mereka sebagai pendidik Kristen di jenjang pendidikan dasar dan menengah. 

Seluruh rangkaian ditutup dengan YPPH Annual Retreat 2025 pada 26 September 2025, yang mengusung tema “Coram Deo — In the Presence of God: Reflections on the Biblical Christian Worldview.” Acara ini menjadi momentum penting bagi seluruh komunitas YPPH untuk merenungkan, memperdalam, dan menghidupi iman dalam setiap aspek belajar, bekerja, dan berkarya—dijalani sepenuhnya di hadapan hadirat Allah.