12/11/2025 Sains, Teknologi, Teknik & Matematika
Ketahanan pangan menjadi isu krusial di tengah laju pertumbuhan penduduk dan keterbatasan sumber pangan konvensional. Populasi dunia diprediksi mencapai 10 miliar jiwa pada 2050, menuntut peningkatan produksi pangan hingga 60 persen dari kapasitas saat ini. Kondisi ini menegaskan pentingnya inovasi pangan yang berkelanjutan dan adaptif terhadap kebutuhan masa depan.
Menjawab tantangan tersebut, Program Studi (Prodi) Teknologi Pangan Universitas Pelita Harapan (UPH) terus mendorong riset dan inovasi agar hasil laboratorium dapat hadir menjadi solusi nyata bagi masyarakat. Komitmen ini diwujudkan melalui Food Explore 17 bertema “From Lab to Table: The Future Food”, acara tahunan terbesar Himpunan Mahasiswa Teknologi Pangan (HMTP) UPH. Dalam ajang ini, mahasiswa menghadirkan beragam inovasi pangan lokal—baik nabati maupun hewani alternatif—yang diolah menjadi produk bergizi, lezat, bernilai ekonomi tinggi, dan ramah lingkungan.
Acara yang berlangsung pada 5–8 November 2025 di kampus UPH, Lippo Village ini menghadirkan Food Exhibition, Foodie Battle(kompetisi Debat dan Cerdas Cermat bagi siswa SMA/K dari berbagai daerah), serta seminar nasional yang mengangkat isu dan tren pangan masa depan.
“Melalui Food Explore 17, kami ingin menunjukan bahwa eksperimen pangan di laboratorium dapat diwujudkan menjadi solusi nyata bagi kehidupan sehari-hari. Tema tahun ini mencerminkan semangat kami menjawab tantangan global dalam menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan, efisien, dan ramah lingkungan. Semoga kami semakin terdorong melakukan inovasi menghadirkan solusi pangan untuk masa depan,” ujar Lakshita Kinanthi Surahmat, mahasiswa Teknologi Pangan angkatan 2023 yang juga merupakan Ketua Food Explore 17.
Sementara itu, Yuniwaty Halim, S.T.P., M.Sc., selaku Ketua Prodi Teknologi Pangan UPH, menyampaikan , “Tema tahun ini merefleksikan semangat kami untuk membawa hasil penelitian yang aplikatif ke masyarakat. Indonesia memiliki begitu banyak sumber pangan alternatif yang sehat dan kaya nutrisi. Dengan inovasi yang tepat, bahan-bahan tersebut dapat menjadi solusi berkelanjutan bagi kebutuhan pangan di masa depan.”
Acara ini turut diresmikan oleh Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., Rektor UPH, yang memberikan apresiasi terhadap pencapaian Prodi Teknologi Pangan selama lebih dari tiga dekade.
“Makanan merupakan kebutuhan utama manusia. Dengan kreativitas dan teknologi, mahasiswa Teknologi Pangan UPH mampu menghadirkan inovasi pangan yang bukan hanya memenuhi kebutuhan nutrisi, tetapi juga membawa dampak dan berkat bagi masyarakat luas. Bertepatan dengan Dies Natalis Prodi Teknologi Pangan UPH yang ke-30, saya berharap para mahasiswa terus mengembangkan ide-ide cemerlang yang dapat berkontribusi nyata bagi bangsa” ujarnya.
15 Produk Inovasi Pangan Jawab Tantangan Masa Depan
Sebagai highlight utama, Food Exhibition menampilkan 15 inovasi pangan masa depan hasil kreasi mahasiswa. Tahun ini, fokus pengembangan produk tertuju pada pemanfaatan sumber pangan alternatif yang selama ini kurang umum digunakan, mulai dari Tutut (keong sawah), Nangka muda, hingga Belalang sebagai sumber protein masa depan.
Beberapa produk unggulan yang menarik perhatian antara lain:
“Alasan kami menggunakan belalang sebagai bahan dasar Kaeviar karena populasi Belalang itu melimpah, sementara sapi diperkirakan dalam beberapa ratus tahun ke depan diperkirakan semakin sedikit populasinya dibandingkan manusia. Berdasarkan penelitian, Belalang juga mengandung protein jauh lebih tinggi dibandingkan sapi, sehingga dapat menjadi alternatif sumber pangan yang bergizi, ramah lingkungan, dan lebih terjangkau” ujar Varissa Jaqlyn dan Darren Cahndra, mahasiswa Teknologi pangan angkatan 2024 yang juga merupakan konseptor Kaeviar.
Selain lima produk tersebut, sejumlah inovasi lain turut hadir dengan memperkenalkan potensi kekayaan hayati Indonesia melalui pendekatan pangan fungsional. Beberapa di antaranya dirancang untuk mendukung gaya hidup sehat masyarakat urban, seperti produk tinggi protein, kaya probiotik, serta pangan rendah gula untuk konsumen dengan kebutuhan khusus seperti penderita diabetes dan hipertensi.
Tak hanya menampilkan pameran inovasi pangan hasil kreasi mahasiswa, Prodi Teknologi Pangan UPH juga membuka ruang bagi generasi muda untuk berkompetisi dan berkreasi melalui ajang Foodie Battle. Kompetisi tahunan ini diikuti oleh 39 siswa dari 13 tim yang berasal dari berbagai SMA di Jabodetabek, masing-masing beranggotakan tiga orang. Tahun ini, para peserta diuji melalui dua bentuk tantangan cerdas cermat dan debat yang menilai kemampuan berpikir kritis, pengetahuan seputar pangan, serta kemampuan berargumentasi. Dari seluruh penilaian, SMA Saint John Catholic School berhasil meraih Juara Pertama berkat kecerdasan, ketepatan, serta argumen yang kuat dan logis dalam setiap sesi kompetisi.
Menggabungkan kreativitas, ilmu pengetahuan, dan nilai keberlanjutan, Food Explore 17 membuktikan bahwa masa depan pangan bisa lahir dari hal-hal sederhana di sekitar kita. Semangat From Lab to Table bukan sekadar slogan, tetapi komitmen nyata untuk menjembatani riset dan kebutuhan masyarakat. UPH berharap bahwa inovasi mahasiswa Teknologi Pangan UPH mampu memberikan harapan baru bagi ketahanan pangan Indonesia yang lebih sehat, berkelanjutan, dan relevan dengan masa depan. Kegiatan ini juga mencerminkan komitmen UPH dalam melahirkan lulusan yang takut akan Tuhan, unggul, dan berdampak melalui inovasi yang dihadirkan.