Kemendagri Ajak Mahasiswa Uph Dukung Gerakan ‘Nasional Is Me’.

Universitas Pelita Harapan (UPH) menjadi tuan rumah gerakan ‘Nasional Is Me’ yang diusung Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), yang digelar pada 17 Februari 2020, di Gedung D501, Kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Tangerang. UPH menjadi salah satu dari 22 perguruan tinggi Jakarta dan sekitarnya yang bersinergi dengan Kemendagri dalam membangun partisipasi dan semangat kaum milenial terhadap cinta tanah air.

Seminar ini didukung Komunitas Nasionalisme Radikal (NAKAL), dan Yayasan Bentang Merah Putih, melalui kehadirannya sebagai moderator untuk memberikan wawasan nilai-nilai nasionalisme dalam membangun karakter manusia Indonesia yang berkepribadian Pancasila. Pembekalan kepada mahasiswa yang mengangkat tema Cyberspace Is Life Engineering ini, menghadirkan narasumber utama Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Komjen Drs. Dharma Pongrekun, MM., MH.

“Saat ini cita-cita dan visi bangsa Indonesia tengah mengalami deviasi akibat dari arus globalisasi. Dunia ini sedang dibangun menjadi suatu sistem untuk menyeragamkan seluruh manusia, dengan tujuan untuk menjauhkan manusia dari Tuhan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya manusia yang tergiring dan terobsesi dengan uang, serta apa yang bisa dilihat oleh mata,” seru Komjen Drs. Dharma.

Ia juga menyatakan bahwa terjadinya deviasi cita-cita dan visi Indonesia dipengaruhi dengan adanya perkembangan teknologi, seperti munculnya gadget yang sudah merambah ke berbagai lapisan masyarakat dengan informasi yang masif. Bahkan mengarah pada gerakan menggeser nilai-nilai luhur bangsa, dengan visi ingin merekayasa kehidupan (life engineering).

“Tanpa kita sadari, gadget ini mengandung hypno-elektromagnetik yang membuat sel-sel dalam tubuh kita memproduksi hormon kortikol yang membuat manusia selalu gelisah, dan ingin tahu, dan sebagainya. Semuanya sudah dirancang dengan teknologi. Kondisi tersebut menyebabkan kita tidak lagi percaya dan mengandalkan kuasa Tuhan, yang merupakan nilai pertama dari Pancasila dan karakter bangsa Indonesia,” jelasnya, sambil mengingatkan peserta, sebagai manusia, kembali kepada fitrahnya.

Mengakhiri acara, Komjen Drs. Dharma mengingatkan untuk bergerak dan bekerja sama menghadapi pengaruh cyberspace.

“Jangan mau dipecah dengan persepsi yang keliru, yang perlu diperkuat adalah ketahanan iman kita, karena arus ini sangat kuat dalam menggerus iman kita. Jangan terobsesi dengan ilusi angka, semua itu sifatnya hanya sementara, tetapi fokus lah terhadap hal-hal yang sifatnya kualitatif,” pesannya.

Acara ini dipandu oleh Yohana Elizabeth Hardjadinata, Ketua Yayasan Bentang Merah Putih, sekaligus Co-founder NAKAL, bersama Ivan Kabul, TV host dan aktif di dunia entertainment. Turut hadir beberapa selebriti penggagas dan aktivis NAKAL diantaranya, Yosi Mokalu dan Tamara Geraldine. Seminar ini dihadiri Rektor UPH, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dr. Curtis J. Taylor, dosen dan staf UPH, serta 580 mahasiswa.

Seminar ini akan menjadi bekal mental dan material bagi mahasiswa UPH untuk melaksanakan sejumlah program pengabdian kepada masyarakat yang dinamakan Service Learning Project, dimana mahasiswa akan melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah di Banten dan sekitarnya untuk penanaman nilai-nilai Pancasila.

Rencana ini disambut baik oleh Tamara Geraldine, dengan mengajak mahasisa UPH untuk menjadi the messenger of the fire dan bersama membangun bangsa.

“UPH pun mampu menjadi the messenger of the fire sehingga gerakan melawan radikalisme ini tidak berhenti sampai sini saja. Kami membawa api gerakan kepada UPH, yang kemudian UPH bisa sebarkan lagi api gerakan tersebut kepada orang lain,” ujarnya.

Lebih lanjut, pembekalan dari seminar akan menjadi landasan BEM UPH dalam membangun sebuah Komunitas bernama Gerakan Nasionalisme (GANAS) yang fokus mengkaji isu-isu nasional melalui sebuah forum diskusi. Komunitas ini akan menghasilkan sebuah tulisan maupun video edukasi yang dapat membangun kesadaran dan kepedulian mahasiswa serta masyarakat akan pentingnya memiliki rasa nasionalisme.