Tingkatkan Ilmu Melalui Penelitian, Majukan Sains di Indonesia.

Sebagai seorang akademisi, Eric Jobiliong, Ph.D., telah mendedikasikan dirinya pada dunia sains sejak awal ia menempuh pendidikan. Saat ini, Eric menjabat sebagai Associate Provost for Academic and Innovation sekaligus Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FaST) di Universitas Pelita Harapan (UPH). Sejak tahun 2007, Eric telah mengabdi sebagai dosen di UPH, mengajar berbagai mata kuliah di Program Studi (Prodi) Teknik Industri, seperti Mekanika dan Termodinamika; Bunyi, Gelombang, Listrik dan Magnet; Kalkulus 1-3; Aljabar Linear; dan Matematika Keuangan.

Sejak masa kecil, Eric tertarik pada sains, khususnya Fisika. Menurutnya, Fisika adalah ilmu pengetahuan yang luas, terus berkembang, dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Selain itu, Eric juga tidak menyukai pelajaran yang bersifat hafalan. Hal ini mendorong Eric untuk semakin mantap mendalami Ilmu Fisika dan meraih gelar Sarjana Fisika pada tahun 1996. Ia juga meraih beasiswa URGE untuk Program Magister Sains-Fisika (1999) di Universitas Indonesia (UI), dan Doctor of Philosophy (2006) dari Florida State University, Amerika Serikat.

Sebelum memutuskan menjadi akademisi, kemampuan mengajar Eric telah diasah sejak masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA), di mana ia senang mengajar Fisika dan Matematika kepada teman-temannya setiap akan menghadapi ujian. Selain itu, selama studi S1, Eric juga menjadi guru les privat. Pengalamannya dalam mengajar tidak berhenti di situ; setelah lulus kuliah, Eric mengajar di SMAK 1 BPK Penabur Jakarta pada 1995-1997 dan Sekolah Pelita Harapan (SPH) pada 1999-2001.

Eric juga memiliki pengalaman sebagai Manager Trainer di PT Optik Tunggal Sempurna (1996-1999), perusahaan fokus pada layanan optik atau kacamata. Meskipun bekerja di industri, Eric tetap aktif sebagai pengajar. Setelah berkarier di lembaga pendidikan dan industri, pada 2006, Eric menjalani postdoctoral di Georgetown University, Amerika Serikat, sebagai langkah lanjutan setelah menyelesaikan pendidikan S3.

Pada 2007, berbekal pengalaman dan latar belakang pendidikan yang dimilikinya, Eric memutuskan untuk mengabdi sebagai dosen di UPH. “Setelah selama satu tahun belajar di Georgetown University, saya berpikir mungkin lebih baik kembali ke Indonesia. Saya ingin sharing ilmu yang telah saya dapatkan kepada para mahasiswa dan juga masyarakat Indonesia,” kata Eric.

Bagi Eric, menjadi dosen tidak hanya tentang menyampaikan materi, tetapi juga tentang kewajiban untuk terus meningkatkan ilmu yang dimiliki. Salah satu caranya adalah melalui penelitian. Hal ini yang mendorong Eric untuk aktif dalam penelitian hingga menjadi anggota di lembaga riset Maju Makmur Mandiri, serta pernah menjadi Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UPH pada 2017. Bidang minat penelitiannya pun beragam, mulai dari fisika zat padat, spektroskopi laser, hingga terlibat dalam penelitian mahasiswa Prodi Studi (Prodi) Teknik Industri yang membahas masalah optimasi.

“Panggilan sebagai pengajar tidak hanya tentang memberikan materi, melainkan juga tentang kewajiban untuk terus meningkatkan ilmu yang kita miliki. Bagaimana caranya? Salah satunya melalui penelitian. Dengan melakukan penelitian, kita dapat memperoleh pemahaman baru yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saya berkomitmen untuk terus belajar, bukan hanya untuk diri saya sendiri, tetapi juga agar bisa berbagi pengetahuan kepada mahasiswa,” ucap Eric.

Eric telah melakukan berbagai penelitian dan menghasilkan beragam karya tulis dan jurnal ilmiah, seperti ‘Suppression of self-absorption in laser-induced breakdown spectroscopy using a double pulse orthogonal configuration to create vacuum-like conditions in atmospheric air pressure’ (2020), ‘Enhancement of carbon detection sensitivity in laser induced breakdown spectroscopy with low pressure ambient helium gas’ (2019), dan ‘Double pulse spectrochemical analysis using orthogonal geometry with very low ablation energy and He ambient gas’ (2012). Publikasi penelitiannya diakui melalui nilai pada Scopus dan Sinta, dengan 56 publikasi sejak 2003 dan h-index 14.

Selain pencapaian di bidang publikasi, beragam prestasi lainnya juga pernah diraih Eric, yaitu mendapatkan kesempatan melakukan penelitian di Amerika Serikat dari program Fulbright-DIKTI pada tahun 2011 dan mengikuti program mentoring untuk peningkatan kualitas akademik dosen di University of Waterloo, Canada pada 2018 dari READI project.

Tentang prospek karier di masa depan, Eric melihat bidang sains memiliki peluang luas dan akan terus berkembang seiring kemajuan teknologi. “Saya yakin dalam 10-20 tahun lagi beberapa pekerjaan mungkin bisa hilang, tetapi didorong dengan kemajuan dalam ilmu sains maka teknologi juga akan terus berkembang dan inovatif. Oleh karena itu, saya mendorong para generasi muda untuk tidak takut mengejar karier di bidang sains. Pengetahuan sains dapat diterapkan secara luas, terutama dalam bidang teknik dan teknologi, yang pada akhirnya memiliki dampak yang sangat nyata dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.”

Tentang Fakultas Sains dan Teknologi (FaST) UPH
FaST UPH menjadi langkah awal bagi calon mahasiswa yang ingin berkontribusi dalam perkembangan dunia melalui sains dan teknologi. Mahasiswa akan dilatih berinovasi dengan memilih salah satu dari enam Prodi yang ada di FaST UPH, yaitu Matematika, Biologi, Teknologi Pangan, Teknik Sipil, Teknik Elektro, dan Teknik Industri. Untuk menunjang praktik dan pembelajaran, FaST UPH juga menyediakan berbagai fasilitas seperti Asphalt Lab, Laboratorium Riset dan Inovasi, Electrical Engineering Lab, Laboratorium Inovasi Pangan, dan lainnya. Setelah lulus dari FaST UPH, para mahasiswa bisa menjadi seorang praktisioner, peneliti, kontraktor, bahkan pebisnis. Informasi lebih lanjut hubungi Student Consultant 0811-1709-901 atau daftar di sini.