Gagas Solusi Pencemaran Lingkungan oleh Tembaga dengan Bakteri Indigen, Prof. Dr. Ir. Wahyu Irawati, M.Si Dikukuhkan Jadi Guru Besar Bidang Mikrobiologi UPH.

Universitas Pelita Harapan (UPH) dengan bangga mengumumkan pengukuhan Prof. Dr. Ir. Wahyu Irawati, M.Si. sebagai Guru Besar Mikrobiologi UPH pada 23 Januari 2024, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tertanggal 1 Oktober 2023. Prof. Irawati, Dosen Pendidikan Biologi dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPH, telah memberikan kontribusi nyata melalui pengajaran, penelitian, serta dedikasi dalam pengabdian kepada masyarakat melalui bidang keilmuan Mikrobiologi. Di UPH, Prof. Ira mengajar di UPH Teachers College yang menghasilkan ribuan guru setiap tahunnya untuk mengajar di seluruh nusantara.

Selain berkontribusi sebagai dosen, peraih penghargaan URGE, SEARCA, dan juga Habibie Foundation ini juga telah menerbitkan berbagai jurnal penelitian yang membahas mikrobiologi dan bioteknologi. Prof. Irawati berhasil meraih gelar Guru Besarnya melalui penelitian yang berjudul Formulasi Konsorsium Bakteri Pembentuk Granula sebagai Biosorben Tembaga untuk Mengatasi Pencemaran Lingkungan”. Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Irawati berfokus pada isu pencemaran lingkungan oleh tembaga yang makin hari kian meresahkan. Kontaminasi logam berat merupakan salah satu permasalahan lingkungan serius di Indonesia yang dapat merusak ekosistem perairan dan mengancam kesehatan manusia. Tembaga yang memiliki kandungan toksin (racun) dapat menyebabkan kegagalan sistem saraf dan otak manusia, gagal jantung dan hati, gangguan reproduksi, tumor, kanker, dan penyakit Wilson. Maka dari itu, penelitian Prof. Ira sangat penting bagi kelangsungan lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia.

“Tembaga merupakan salah satu pencemar yang paling banyak di Indonesia. Hasil laporan penelitian menunjukkan beberapa sungai di Indonesia sudah tercemar tembaga melebihi ambang batas. Kasus pencemaran yang paling parah terjadi pada tahun 1996, yaitu di Pantai Timur Surabaya, di mana diketahui hasil penelitian menunjukkan ikan dan kerang di sekitar pantai tersebut telah mengandung tembaga dengan kandungan 2-5 kali lipat dari ambang batas yang diperbolehkan oleh World Health Organization (WHO),” jelas Prof. Irawati dalam orasi ilmiahnya.

Lebih lanjut, Prof. Ira menyoroti tiga metode pengolahan limbah yang umum diterapkan di Indonesia, yaitu metode kimia, fisiokimia, dan biologis (bioremediasi). Diantara ketiganya, Prof. Ira menegaskan bahwa bioremediasi menjadi pilihan paling ekonomis dan ramah lingkungan. Hal ini menjadi dasar penggunaannya bakteri indigen oleh Prof. Ira dalam menangani limbah tembaga.

Dalam penelitiannya, Prof. Irawati juga menjelaskan tingkat keberhasilan metode pengelolaan limbah biologis dengan menggunakan konsorsium bakteri sebagai agen bioremediasi sangat dipengaruhi oleh adanya interaksi sinergis atau antagonis antara populasi bakteri yang berbeda dalam limbah. Prof. Irawati sendiri sudah lebih dari 30 tahun lamanya tertarik dan meneliti bakteri yang resisten tembaga. Penemuannya memang masih harus melewati penelitian yang panjang hingga layak diterapkan dalam industri. Namun, penelitian Prof. Irawati bagaikan angin segar yang dapat menunjang program pemerintah demi menanggulangi pencemaran lingkungan, khususnya tembaga.

Dr. (Hon.) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc., selaku Rektor UPH menyampaikan apresiasinya kepada Prof. Ira yang kini menjadi Guru Besar ke-32 di UPH.

“Saya bangga dengan penelitian yang dilakukan oleh Prof. Ira terkait isu lingkungan, suatu aspek yang sangat relevan dengan situasi saat ini di Indonesia dan global. Kami juga memberikan penghargaan pada dedikasinya dalam mendukung visi dan misi UPH untuk melahirkan lebih dari 3.000 guru yang siap mengajar di seluruh Nusantara. Selamat kepada Prof. Ira atas prestasinya,” ucapnya.

Upacara pengukuhan Prof. Ira menjadi Guru Besar UPH juga dihadiri oleh Prita Ekasari S.T., MMSI., selaku perwakilan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah III. Ia menyampaikan apresiasi atas capaian jenjang akademik tertinggi yang berhasil diraih Prof. Ira. Prita dan memberikan selamat kepada UPH yang terus berkomitmen menghasilkan para guru besar.

“LLDIKTI memiliki komitmen tinggi untuk mendorong perguruan tinggi agar menambah jumlah guru besar. Hadirnya guru besar ini semakin meningkatkan mutu pendidikan dari perguruan tinggi tersebut. Untuk itu, LLDIKTI Wilayah III mengucapkan selamat kepada UPH yang telah menghasilkan guru besar terbanyak dari seluruh Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di wilayah ini,” papar Prita.

Prof. Ir. Tri Wibowo Yuwono, Ph.D., selaku Guru Besar Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada juga menyampaikan sambutan dalam upacara pengukuhan ini. “Menjadi Guru Besar bukanlah menjadi seorang Dosen yang sekadar mengumpulkan credit points, tetapi menjadi insan yang punya nilai-nilai tambah dan mengemban amanat yang semakin besar untuk menjadikan ilmunya bermanfaat bagi masyarakat,” pesannya.

Sambutan ditutup oleh Oh Yen Nie, S.E., M.Ed., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan UPH , yang menyatakan bahwa Prof. Ira tidak hanya memiliki kecerdasan tetapi juga sikap dan karakter seorang Ilmuwan hebat. “Bayangkan, Prof. Ira sudah mempelajari bakteri selama 32 tahun, yaitu sejak tahun 1992!” Menurut dirinya, mendalami karakter bakteri selama itu membutuhkan kerendahan hati, ketekunan, ketelitian, dan kemampuan berpikir out of the box.

Resminya Prof. Ira dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Mikrobiologi semakin membuktikan kualitas UPH yang memang layak mendapatkan akreditasi Unggul.  UPH terus berkomitmen untuk menorehkan prestasi di bidang akademis, mengambil andil dalam misi melahirkan tenaga pengajar berkualitas ke seluruh wilayah Nusantara, dan tentunya menghadirkan pendidikan bermutu bagi anak bangsa.

———

Tentang UPH

Berdiri sejak 1994, UPH senantiasa membawa dampak bagi bangsa dan negara melalui pendidikan tinggi yang unggul, holistis, dan transformatif. UPH berkomitmen menghasilkan pemimpin-pemimpin yang kompeten dan profesional yang dilengkapi dengan pengetahuan sejati, iman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan karakter yang saleh. UPH terus melebarkan sayapnya melalui kerja sama dengan universitas dari berbagai negara, agar dapat selalu up to date dengan perkembangan terdepan di dunia pendidikan. Demikian pula kemitraan dengan dunia industri, baik di dalam maupun luar negeri, yang dapat menjadi pintu bagi lulusan memasuki dunia kerja.

Berlokasi di Tangerang, Jakarta, Medan, dan Surabaya, UPH memiliki kurikulum yang relevan dan dosen-dosen berkompetensi tinggi. Hingga kini, UPH telah menghasilkan lebih dari 53.000 lulusan yang mengabdi di berbagai bidang, serta menjadi agen perubahan bagi bangsa dan negara.