30/08/2025 Hukum, Pencapaian
Di tengah pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang menembus berbagai sektor, termasuk dunia hukum, kemampuan profesional hukum untuk merespons isu digital menjadi semakin mendesak. Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (FH UPH) membuktikan kesiapan mereka dengan meraih Juara Kedua Kompetisi Legal Opinion Lexellence x GANI AI 2025, ajang nasional yang digelar Universitas Prasetiya Mulya pada 2 Agustus 2025. Kompetisi ini diikuti 30 delegasi dari universitas terkemuka di Indonesia dan menjadi wadah strategis untuk menguji analisis hukum, interpretasi regulasi, hingga solusi praktis di era digital.
Dengan tema ‘Cyber Law, AI, and Data Protection in Indonesia: Addressing the Challenges of a Growing Digital Economy’, peserta ditantang menyusun analisis hukum mengenai perlindungan data pribadi, kesenjangan regulasi, dan penerapan AI di tengah pesatnya ekonomi digital. Menjawab tantangan ini, tim FH UPH yang terdiri dari Jesslyn Janet Cen, Lauren Angel Gunawan (2023), dan Livia Cheryl Natasha (2024) sebagai perwakilan utama, serta Vanessa Maurent (2024) dan Bryan Fernando (2024) sebagai tim riset—menyajikan esai komprehensif dengan riset hukum mendalam dan rekomendasi strategis.
Dalam esai tersebut, tim FH UPH membahas perlindungan data pribadi yang diperlukan klien dalam penggunaan AI untuk pengembangan aplikasi, dengan merujuk pada 22 dasar hukum positif di Indonesia, sekaligus menawarkan solusi yang aplikatif untuk menjawab tantangan regulasi di era digital.
“Esai kami menyajikan dasar hukum yang relevan sekaligus rekomendasi strategis untuk menjembatani celah regulasi dan memastikan kepatuhan hukum klien dalam mengintegrasikan teknologi AI ke aplikasinya. Kami bersyukur atas pencapaian ini, yang menjadi pengalaman berharga untuk memperluas wawasan hukum sekaligus melatih kemampuan kami menghadapi tantangan dunia nyata,” ujar Jesslyn.
Lebih lanjut, Livia mengatakan bahwa pengalaman ini sangat berharga. Menurutnya, “Kompetisi ini mengajarkan kami tentang arti penting manajemen waktu, komunikasi efektif, disiplin, serta latihan intensif.”
Perjalanan mereka tidak mudah. Dari penyusunan berkas hingga babak final, tim FH UPH harus menunjukkan performa terbaik. Pada tahap akhir, mereka bahkan ditantang menyelesaikan kasus baru hanya dalam lima jam, sebelum mempresentasikannya di hadapan tujuh juri yang terdiri dari akademisi dan praktisi hukum.
Tentu keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan penuh komunitas Business Law Student Community (BLSC) FH UPH, yang turut memberi semangat dan bantuan, termasuk Brenda Putri Tanoto, Clarissa Felicia Hidriani, Sheren Christabella Nathanael, Theresia Aurellia Gunawan, Bryan Fernando, dan Vanessa Maurent. Peran dosen pembimbing, Jerry Shalmont, S.H., M.H., juga menjadi bagian penting yang mengarahkan tim untuk tampil maksimal.
“Kami bangga melihat bagaimana mereka mampu menyusun argumen yang kuat, relevan, dan aplikatif, sekaligus menunjukkan kesiapan menghadapi isu hukum di era digital. Kompetisi ini juga menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu menggabungkan analisis hukum yang mendalam dengan solusi yang sesuai kebutuhan industri,” ujar Jerry.
Apresiasi juga diberikan kepada para praktisi hukum yang memberikan bimbingan, di antaranya Mika Isac Kriyasa (Dentons HPRP), Ivor Pasaribu, Even Alex Chandra, Handy Sihotang (IGNOS Law Alliance), Joel Shen (Withers Singapore), serta alumni FH UPH seperti Wiku Anindito (HHP Law Firm), Stefanus Brian (Deloitte Legal Indonesia), Robert Hasan, Radifan Haikal, dan Gilbert El Falah (IABF Law Firm).
Partisipasi di ajang ini bukan sekadar soal kompetisi, melainkan ruang pembelajaran yang mengasah keberanian, kreativitas, dan berpikir kritis dalam merespons isu hukum terkini. Melalui capaian ini, FH UPH kembali menegaskan komitmennya untuk membentuk lulusan yang takut akan Tuhan, unggul, dan siap memberikan dampak nyata bagi masyarakat.