NEWS & PUBLICATION

Angkat Isu UU ITE dalam Debat Nasional, FH UPH Raih Juara 3 di Sriwijaya Law Fair 2025 

03/09/2025 Hukum, Pencapaian

Angkat Isu UU ITE dalam Debat Nasional, FH UPH Raih Juara 3 di Sriwijaya Law Fair 2025 

Bagaimana seharusnya hukum di era digital merespons dinamika masyarakat yang kian kompleks? Pertanyaan ini bukan sekadar wacana akademis, melainkan persoalan nyata yang tengah dihadapi bangsa. Di tengah derasnya arus informasi, perdebatan publik mengenai penerapan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) terus mencuat, khususnya pasal-pasal yang dianggap berpotensi membatasi kebebasan berekspresi. Isu tersebutlah yang diulas dalam kompetisi Debat Hukum Nasional Sriwijaya Law Fair 2025, yang berlangsung pada 29 Agustus 2025 dan diikuti oleh 16 tim dari berbagai universitas terkemuka di Indonesia. 

Dalam ajang bergengsi ini, Putu Davis Justin Thenata (2022), Christy Abigail Tjahyadi (2023) dan Abigail Angeline Yap (2023) tim mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan (FH UPH) berhasil meraih Juara 3, sebuah capaian yang menegaskan daya saing dan kualitas nalar hukum mahasiswa UPH di tingkat nasional. Prestasi ini membuktikan kemampuan mahasiswa FH UPH mengolah argumen kritis, menimbang antara kepastian hukum dan perlindungan kepentingan publik. 

“Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras tim, bekal dari proses pembelajaran, serta arahan dosen yang membimbing kami. Dalam debat, kami berada di posisi pro untuk mendukung Pasal 27A UU ITE yang mengatur pencemaran nama baik terhadap lembaga pemerintahan. Kami menekankan bahwa lembaga pemerintah punya peran khusus untuk melayani kepentingan publik. Kalau aturan ini diterapkan mentah-mentah tanpa ruang pengecualian, justru bisa menghambat fungsi lembaga pemerintah tersebut,” jelas Putu. 

Belajar dari Tantangan 

Perjalanan menuju podium tidak mudah. Tim menghadapi keterbatasan sumber hukum dan minimnya praktik komparatif. Namun, dengan bimbingan para dosen, Dwi Putra Nugraha, S.H., M.H., dan Ellora Sukardi, S.Sn., S.H., M.H., serta dukungan rekan-rekan komunitas Debate and Research (DARE) FH UPH, termasuk Marvino Nathanael Singgih dan Cherish Young, mereka berhasil melewati tantangan.  

“Pengalaman ini bukan hanya soal mengasah pengetahuan hukum, tetapi juga belajar saling mengandalkan, berpikir kritis, dan tetap berjuang dalam situasi menantang,” tambah Christy. 

Christy menambahkan, pengalaman berkompetisi ini bukan hanya soal mengasah pengetahuan hukum, tetapi juga belajar untuk saling mengandalkan, berpikir kritis, dan tetap berjuang meski dihadapkan pada situasi menantang. 

Mendorong Mahasiswa untuk Berani Berprestasi 

Keberhasilan ini menegaskan bahwa FH UPH bukan hanya tempat belajar teori hukum, tetapi juga wadah pembinaan yang melatih keterampilan berpikir kritis sekaligus keberanian untuk berkompetisi di kancah nasional. FH UPH mendorong mahasiswa untuk tidak berhenti pada pemahaman konsep semata, tetapi juga mengimplementasikannya melalui keterlibatan aktif di berbagai kegiatan, termasuk kompetisi hukum bergengsi. 

Hal ini menjadi bagian dari komitmen UPH untuk melahirkan lulusan yang bukan hanya menguasai pengetahuan, tetapi juga memiliki karakter takut akan Tuhan, berintegritas, serta unggul dalam kompetensi. Dengan bekal tersebut, lulusan UPH siap memberi dampak nyata—baik di masyarakat, di dunia profesional, maupun dalam menjawab tantangan hukum di tingkat nasional maupun global.