NEWS & PUBLICATION

UPH Festival 21: Inspirasi dan Motivasi dari Orang Sukses Untuk Mahasiswa Baru UPH

26/08/2014 Uncategorized

UPH Festival 21: Inspirasi dan Motivasi dari Orang Sukses Untuk Mahasiswa Baru UPH

contents

Di hari kedua UPH Festival ke 21 ini, UPH menghadirkan dua tokoh sukses di bidang hukum dan kedokteran untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada mahasiswa baru UPH. Sudah menjadi tradisi penyambutan mahasiswa baru UPH untuk menghadirkan tokoh-tokoh d

 
John Riady (Executuve Dean of Business School, Law & FISIP), Prof. Dr. Dr. dr. Eka J Wahjoepramono SpBS. ( Dekan Fakultas Kedokteran UPH), Prof. Yozua Makes, S.H., LL., M.M. ( Founder and Managing Partner of Makes & Partners Law Firm) dan Jonathan L Parapak (UPH Rector)
 

Di hari kedua UPH Festival ke 21 ini, UPH menghadirkan dua tokoh sukses di bidang hukum dan kedokteran untuk memberikan inspirasi dan motivasi kepada mahasiswa baru UPH. Sudah menjadi tradisi penyambutan mahasiswa baru UPH untuk menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai bidang untuk membagikan pengalaman dan tips sukses untuk membekali mahasiswa yang akan memulai studi di UPH.

 

Dua tokoh yang dihadirkan kali ini adalah Prof. Yozua Makes, S.H., LL., M.M. ( Founder and Managing Partner of Makes & Partners Law Firm) dan Prof. Dr. Dr. dr. Eka J Wahjoepramono SpBS. ( Dekan Fakultas Kedokteran UPH). Keduanya merupakan praktisi dan juga akademisi yang berhasil dan membawa nama Indonesia ke kancah internasional.

 

Yozua Makes berhasil membangun Law Firm yang menjadi salah satu terbaik di Indonesia. Makes & Partners juga terpilih sebagai Indonesia National Law Firm of the Year 2014, oleh International Financial Law Reviev, dan masih banyak lagi prestasi yang diraih tokoh di bidang hukum ini.

 
Prof. Yozua Makes, S.H., LL., M.M. ( Founder and
Managing Partner of Makes & Partners Law
Firm) menyampaikan kisah suksesnya

Yozua memulai sesinya dengan sebuah poin yang menarik, yaitu bagaimana menghadapi kegagalan. ?Kegagalan itu seharusnya menjadi sesuatu yang luar biasa. Tapi, bagi saya kegagalan adalah hal yang biasa, karena saya ingin mencari tantangan yang dapat membuat saya bertumbuh lebih baik. Jangan takut akan kegagalan. Kegagalan itu digunakan untuk kalian berlatih dan memperbaiki apa yang sudah dilakukan salah. Masalahnya adalah kadang-kadang kita memakai kegagalan sebagai alasan. Mereka minta maaf, tapi setelahnya tidak melakukan apa-apa. Saya percaya bahwa setiap orang pernah merasakan kegagalan. Tapi, yang membuat orang bisa sukses adalah bagaimana cara mereka bereaksi terhadap masalah tersebut,? kata Yozua.

Kepada mahasiswa ia membagikan kisah perjuangannya sampai kepada posisi yang sekarang. Ia memulai dengan menceritakan kisah ketika memasuki perguruan tinggi. Pilihannya untuk masuk ke Fakultas Hukum merupakan sesuatu yang bukan main stream di keluarganya yang mayoritas di fakultas kedokteran. Tapi ia mengaku fakultas hukum adalah pilihannya dan ia terpanggil untuk mempelajari bidang tersebut.

 

Ia membuktikan kesungguhan pada pilihannya dengan sungguh-sungguh belajar dan menjadi yang terbaik. Ia selesai dalam waktu singkat dengan nilai terbaik. Hal ini diyakininya sebagai suatu anugerah Tuhan. ?Kita harus menyadari bahwa kita ada di dunia karena Tuhan mempunyai tujuan untuk kita masing-masing. Tuhan menciptakan kita secara spesial, dengan talent yang bisa kita gunakan untuk memberikan dampak di dalam lingkungan. Sekarang, kalian harus merefleksikan ini didalam otak, apakah kalian mau menemukan talent kalian? Ini terlihat sederhana namun, jawabannya sulit karena hanya bisa dibuktikkan lewat tindakan. Hal ini penting bagi kalian untuk mengerti apa tujuan hidup kalian. Dengan adanya tujuan hidup, kita akan tahu apa yang diharapkan dan apa yang ingin dicapai. Tujuan hidup ini yang nantinya mendorong kalian untuk mendapatkan passion. Passion yang memotivasi kalian untuk melakukan pekerjaan. Saya percaya dengan semangat yang benar, kalian bisa sukses. Mempunyai passion membuktikkan bahwa kalian mengerti panggilan Tuhan di hidup kalian. Tidak hanya menjadi sukses untuk diri sendiri, tapi juga memikirkan cara bagaimana bisa untuk berkontribusi lebih bagi negara. Ini lah yang akan membawa kebahagiaan daripada mengejar aspek material saja,? papar Yozhua.

 

Secara sederhana, Yozua mengingatkan mahasiswa untuk tidak hanya berfikir tentang diri sendiri dan memakai talenta yang dimiliki untuk urusan pribadi saja. Talenta mestinya digunakan untuk kegunaan yang baik dan berdampak luas.

 

Tokoh kedua, Prof. Eka, seorang spesialis bedah otak RS Siloam dan merupakan dokter pertama yang mendapat rekor dari Museum Rekor Indonesia sebagai dokter pertama dan satu-satunya di Indonesia yang berhasil membedah batang otak pasien. Sukses ini juga yang melambungkan namanya ke kancah internasional, dan disegani dokter-dokter bedah saraf dunia.

 

Prof. Eka berpendapat bahwa otak memiliki peran
penting dalam kebarhasilan seseorang

Keberhasilan tersebut menurut Prof. Eka karena adanya otak. Ia menjelaskan bahwa otak yang diberikan Tuhan pada manusia itu hebat, karena ia lah yang berperan mengontrol seluruh tubuh dan mengatur setiap organ ditubuh bekerja sama dengan baik. Ia menjelaskan pentingnya memiliki otak yang sehat dan memanfaatkan fungsi otak secara maksimal. ?Tidak ada di dunia ini yang menjadi sukses secara kebetulan tapi, karena mereka bekerja keras dan menggunakan otak mereka. Kalau kalian belum pernah merasakan tantangan dalam hidup, dan tidak berjuang untuk mencapai sesuatu, otak pasti akan rusak. Akan terjadi sesuatu yang salah ketika kalian menyerah. Seperti orang yang ingin bunuh diri, otaknya sudah rusak. Rusak karena tidak pernah dipakai,? kata Eka.

 

Ia juga mengingatkan mahasiswa agar tidak melihat segala sesuatu dari materi. ?Menjadi sukses bukanlah hal yang bisa dicapai dalam satu hari. Ini adalah proses bertahap. Materi bukanlah segalanya, tidak semua bisa dicapai menggunakan uang,? jelasnya seraya menjelaskan prinsip bekerja dengan hati.

 

 

Di UPH, Prof. Eka berharap agar mahasiswa bisa mencapai yang terbaik di dalam segala hal dan memberikan kontribusi bagi orang banyak, termasuk kepada negara. Untuk itu harus punya ambisi.

 

 

?Buat saya, sukses itu datangnya dari ambisi. Dari kecil, saya dididik oleh orang tua supaya tidak mau cepat kalah. Saya sudah pernah bekerja di rumah sakit luar dan saya penasaran kenapa di Indonesia tidak bisa melakukan hal tersebut. Motivasi saya adalah untuk bisa melakukan apa yang negara lain sudah bisa lakukan, seperti mempunyai selera musik yang bagus, dan juga makanan yang enak,? cerita Eka.

 

 

Di dalam sesi tanya jawab, beberapa mahasiswa telah mengungkapkan pertanyaan yang menarik. Salah satunya adalah Kristonai dari Maluku (mahasiswa Teacher College). Ia bertanya 2 pertanyaan kepada kedua speaker tersebut. Ini adalah list pertayaannya:

 

 

 

Q: Untuk Bapak Yozua, Anda berkata bahwa hal yang baik belum tentu benar. Jadi, apa yang dimaksud dengan hal tersebut, dan apa tips yang bisa Bapak berikan untuk diapplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari?

 

A: Pertama-tama saya bangga sama kamu. Kamu percaya diri. Ini modal utama kamu nantinya buat sukses. Balik ke topik, secara singkat misalnya saya punya murid yang terlambat masuk kelas selama 15 menit, lalu mestinya saya tidak mengijinkan dia masuk. Ini adalah hal yang benar, tapi belum tentu baik. Kamu harusnya mendengar dulu alasan dia telat. Bila alasannya masuk akal, saya akan membiarkan dia masuk. Inilah yang saya sebut sebagai disiplin dari hati. Tips yang bisa saya berikan adalah bahwa kalian harus menyadari proses edukasi tidak hanya menghafal. Kita akan selalu ingat akan sesuatu bila kita mengerti logika dibelakang pemikiran tersebut.

 

Q: Untuk Prof. Eka, Saya ingat saya baca buku, dan ia menuliskan seperti ini ?Dari sebuah masalah, kita juga bisa mendapatkan ide yang kreatif?. Sekarang apa sih pengalaman tersulit Bapak dalam hal medis, dan juga bagaimana cara menyelesaikannya. Apa tips cerdik yang bisa Anda berikan kepada kita untuk diapplikasikan dalam kehidupan kampus?

 

A: Sekarang pikirkan dulu kalian punya ambisi atau tidak. Kalau tidak punya, percuma dibicarakan. Ambisi lah yang mendorong kalian, tidak ada yang tidak mungkin. Mempunyai ambisi membuat kalian bisa menyusun strategi untuk mencapai yang terbaik. Hidup terlalu mewah akan membuat otak kalian cepat mati dan kalian tidak belajar apa-apa. Kalian harus belajar untuk menikmati hidup dalam kesederhanaan karena disitulah kalian akan belajar untuk mencari cara menyelesaikan tantangan hidup yang dihadapi.

 

UPH Media Relations