NEWS & PUBLICATION

Belum Semua Provinsi di Indonesia Memiliki Perda Bangunan

22/03/2011 Uncategorized

Belum Semua Provinsi di Indonesia Memiliki Perda Bangunan

Perda tentang Proteksi Keselamatan Bangunan dan Lingkungan (Kota), belum dimiliki setiap provinsi di Indonesia, hal ini dikemukakan pada pidato ilmiah Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST., MT., dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap di

Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, S.T., M.T. bersama Rektor UPH, Jonathan L. Parapak.

Perda tentang Proteksi Keselamatan Bangunan dan Lingkungan (Kota), belum dimiliki setiap provinsi di Indonesia, hal ini dikemukakan pada pidato ilmiah Prof. Dr. Manlian Ronald A. Simanjuntak, ST., MT., dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Tetap di Fakultas Desain dan Teknik Perencanaan UPH, pada Rabu (2 Maret 2011).

Salah satu provinsi yang sudah memiliki Perda terkait adalah DKI Jakarta, yaitu Perda 7 tahun 2010, tentang Bangunan DKI Jakarta dan Perda no. 8 tahun 2008, tentang pencegahan dan penanggulangan pada resiko kebakan.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, Prof. Manlian merekomendasikan tiga hal yang ditujukan kepada Pemerintah Daerah terkait dengan strategi mewujudkan keselamatan bangunan dan lingkungan. Salah satunya, agar setiap daerah memiliki Perda yang mengatur mengenai bangunan, khususnya yang menyangkut aspek keselamatan bangunan terhadap resiko kebakaran. Mengingat belum semua provinsi di Indonesia memiliki Perda tersebut. Hal ini diperlukan dalam penyelamatan bangunan dan lingkungan terhadap resiko kebakaran, agar pertumbuhan dan kualitas bangunan setiap daerah di Indonesia dapat terkendali.

Rekomendasi berikutnya, menurut Prof. Manlian, Pemda pelu melakukan mapping pertumbuhan bangunan dan kondisi lingkungan. Hal ini untuk menghindari adanya ?perubahan? lingkungan yang salah satunya diakibatkan resiko kebakaran. Selanjutnya dihimbau agar Pemda menyempurnakan Perda tentang Proteksi Keselamatan Bangungan dan Lingkungan Kota.

?Fire Safety merupakan bidang yang menarik dan belum banyak yang melakukan penelitian di bidang ini. Padahal bidang ini memiliki resiko yang besar. Apalagi akhir-akhir ini kebakaran banyak terjadi, rata-rata 3 kejadian dalam sehari, menurut data Dinas Kebakaran DKI. Kenapa tidak dilakukan suatu studi. Leson learning itu terjadi, dimana saya bisa memberikan sumbangsih kepada pihak-pihak terkait salah satunya dinas kebakaran,? kata Manlian.

Selain penanggulangan tentu diawali dengan tindakan pencegahan. Terkait dengan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran ini, akademisi dapat bermitra dengan berbagai pihak, seperti pemilik gedung, konsultan bangunan, kontraktor, dan supplier agar memahami pentingnya keselamatan bangunan. Termasuk dengan pemerintah dan badan terkait.

Rektor UPH, Jonathan L. Parapak, pada kesempatan ini menyatakan bahwa di Indonesia baru ada 3 profesor dalam bidang Manajemen Konstruksi dan Prof. Manlian merupakan yang termuda.

?Bidang yang ditangani Prof. Manlian merupakan bidang yang sangat penting, dan diharapkan pemikiran-pemikiran beliau dapat terus dikembangkan sehingga lebih banyak lagi tulisan dan penelitian yang dilakukan, untuk memperkaya khasanah keilmuan di UPH,? kata Parapak.

Prof. Manlian saat menyampaikan pidato ilmiah.

 Acara yang berlangsung di auditorium kampus UPH Karawaci, dihadiri 600 undangan, baik keluarga, relasi, akademisi dari univesritas dan sekolah serta dosen dan mahasiswa UPH.

Pada kesempatan tersebut Prof.
Manlian juga memberikan penghargaan kepada para guru dari sekolah asalnya mulai dari SD hingga universitas, diantaranya perwakilan guru SD Budhaya II PSKI, SMP Budhaya II PSKI, SMA 8 Jakarta, perwakilan Teknik Arsitektur ITI, Program Magister dan Program Doktor Teknik Sipil Universitas Indonesia, dan Program Doktor STT Harvest. (ros)

UPH Media Relations

Prof. Manlian memberikan apresiasi kepada guru-guru yang pernah mendidiknya dari SD hingga perguruan tinggi.