09/04/2010 Uncategorized
Malam Penganugerahan UPH Award semakin dekat! Setelah ?Pesta Rakyat? (29 Maret-1 April 2010), kini warga UPH diajak menyaksikan pertunjukan Contemporary Indonesian Fashion Carnival
Malam Penganugerahan UPH Award semakin dekat! Setelah ?Pesta Rakyat? (29 Maret-1 April 2010), kini warga UPH diajak menyaksikan pertunjukan Contemporary Indonesian Fashion Carnival
Malam Penganugerahan UPH Award semakin dekat! Setelah ?Pesta Rakyat? (29 Maret-1 April 2010), kini warga UPH diajak menyaksikan pertunjukan Contemporary Indonesian Fashion Carnival, yang menampilkan karya adibusana yang megangkat nilai-nilai luhur budaya bangsa Indonesia. Peragaan tersebut melibatkan 40 mahasiswa dan mahasiswi, dosen UPH, serta 20 perancang dari sekolah mode ESMOD dan tim dari Jember Fashion Carnaval (JFC). Berbagai rancangan yang menggunakan kain-kain batik, songket, dan tenun dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi kostum yang unik dan cantik.
Hadir dalam acara ini Rektor UPH, Jonathan L. Parapak, Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, Tjetjep Suparman, serta Presiden JFC Dynand Fariz. Ikut menyaksikan segenap warga UPH dan masyarakat di sekitar kampus.
Dalam sambutannya, Rektor UPH menyampaikan rasa bangganya kepada penggagas acara ini karena merupakan salah satu cerminan pendidikan holistik di UPH. ?Dengan adanya acara-acara seperti ini dapat dilihat bahwa kita tidak hanya mementingkan excellent education, tetapi juga komitmen yang tinggi terhadap spiritual dan karakter. Di UPH semua aspek itu boleh dikembangkan seluas-luasnya,? katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI Tjetjep Suparman juga turut memberikan sambutan, mewakili Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik. ?Acara semacam ini adalah salah satu wujud kepedulian mahasiswa untuk mengangkat budaya-budaya Indonesia. Semoga universitas lain bisa mencontoh UPH untuk memetik nilai positif dari budaya kita,? ujarnya saat membacakan sambutan titipan Jero.
Tjetjep menambahkan bahwa Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan memberikan kenang-kenangan berupa buku-buku serial tentang kebudayaan Indonesia. ?Kami akan sumbangkan beberapa buku itu untuk perpusatakaan UPH. Kami harap buku-buku tersebut dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian bidang kebudayaan,? imbuhnya.
Jonathan Parapak
Setelah sambutan, penonton dihibur oleh penampilan dari Three Play Percussion yang dimainkan mahasiswa Fakultas Musik, dilanjutkan peragaan busana dan pembacaan nominasi UPH Award dari setiap kategori.
Ide mengundang para perancang busana dari JFC dan ESMOD berangkat dari apresiasi yang ingin diberikan kepada para perancang Indonesia yang dapat mengangkat budaya Indonesia kepada masyarakat dunia. ?Dengan acara ini kami ingin membuka wawasan mahasiswa UPH agar termotivasi untuk menggali kekayaan budaya bangsa dan bisa menghasilkan karya-karya yang mampu berkompetisi di dunia Internasional, seperti halnya yang dilakukan oleh para perancang JFC,? kata Stevian Bong, Ketua UPH Award ke4.
Event JFC sendiri merupakan rangkaian karnaval yang didakan masyarakat Jember guna mencapai misi menjadikan Jember sebagai bagian dari pusat mode di Indonesia. Para perancang busana sekaligus menjadi model untuk karya masing-masing. Tidak hanya di Indonesia, tim JFC juga melakukan roadshow keliling dunia diantaranya London, Inggris, Mumbai, Shanghai, dan China. Dengan menerapkan konsep 4E; education, exhibition, entertainment, dan economic benefit, JFC sarat dengan kreatifitas yang dituangkan dalam sebuah rancangan yang fantastik dan spektakuler. UPH Award 4, let?s break the tradition!! (sar/cyn)
 |
 |
| Jonathan Parapak memukul gong tanda dibukanya Fashion Carnival | Pemukulan gong oleh Tjetjep Suparman |
UPH Media Relations
