Duta Besar Indonesia untuk Singapore dan Business School UPH Bahas ‘Indonesia Golden 2045’.

Indonesia Emas 2045, merupakan gaung yang terus disuarakan oleh presiden dan jajarannya dengan target dapat masuk ke dalam 4 besar negara dengan ekonomi terkuat. Hal ini berkaitan dengan kondisi demografis Indonesia di tahun 2045, 70% dari jumlah penduduk Indonesia berusia produktif (15-64 tahun). Artinya Indonesia akan didominasi oleh generasi muda, sehingga dengan kata lain poros kekuatan Indonesia bergantung pada generasi muda. Tentunya target Indonesia Emas 2045 ini harus menjadi perhatian bagi institusi Pendidikan dalam peranya mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

Dalam hal ini, Unviersitas Pelita Harapan (UPH) mempersiapkan mahasiswanya dengan memaparkan situasi dan isu terkini yang patut menjadi perhatian ke dalam konten pembelajaran. Di antaranya dengan menghadirkan pejabat pemerintah, profesional maupun praktisi, untuk membagikan pengalaman di bidangnya. Seperti yang dilakukan Business School UPH, mengundang Duta Besar Indonesia untuk Singapore, I Gede Ngurah Swajaya untuk memberikan kuliah umum kepada 800 mahasiswa Business School, pada 7 Februari 2020, di Grand Chapel UPH Kampus Lippo Village. Kuliah umum bertajuk ‘Toward Indonesia Golden 2045’, diikuti mahasiswa Business School, khususnya konsentrasi Bisnis Internasional.

Duta Besar Ngurah memaparkan Beragam isu global seperti Corona Virus, perang US-China, Radikalisme, Geo-political, Social Economic disruption, serta masalah di skala nasional yang terjadi, seraya mengajak mahasiswa untuk ikut memikirkan kontribusi mereka dalam mencari solusi.

Lebih lanjut Duta Besar Ngurah juga memberikan gambaran seputar 5 prioritas Indonesia sesuai arahan Presiden RI Joko Widodo. Kelima prioritas tersebut antara lain Human Resources Development, Infrastructure Connectivity, Easier For Business, Bureaucratic Reform, dan Economic Transformation.

Ia menjelasankan kerjasama bidang investasi dan pengembangan SDM, antara Indonesia – Singapura, yang dilandasi semangat berkolaborasi dengan kerja sama yang menguntungkan. Ditandai dengan Singapura yang selalu menjadi investor nomor 1 di Indonesia. Sementara di bidang SDM, kedua negara sepakat mengadakan kerjasama bidang pendidikan. Duta Besar Ngurah mengingatkan pentingnya Indonesia mempersiapkan SDM, dimulai dari sektor pendidikan, mulai dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga perguruan tinggi.

“Mahasiswa adalah frontliner – pelaku ekonomi yang dapat mentransformasi Indonesia. Berkaca dengan Singapura, disiplin menjadi salah satu kunci untuk berhasil. Disiplin membuat kalian menjadi lebih produktif. Kemudian lakukan langkah berikut: Be your own, mulai dari mana pun dan jangan pernah merasa rendah. Kedua jalankah rencana kalian dengan serius, tanamkan dalam pikiran apa yang ingin dicapai. Lalu pahami tidak ada satu pun yang dapat membatasi kontribusi kalian, lakukan saja yang kalian bisa. Percaya diri yang cukup, tidak kurang tidak over,” pesan Duta Besar Ngurah.

Meresponi kuliah tamu ini, Cynthia Anna Wijayanti – Dosen Ketua Konsentrasi International Business UPH sekaligus moderator kuliah tamu, menyatakan bahwa topik yang dibawakan Duta Besar Ngurah sangat tepat bagi mahasiswa yang hadir.

“International Business (IB) merupakan salah satu peminatan atau konsentrasi dari program studi Manajemen yang memiliki mata kuliah spesifik, salah satunya Current Issue in International Business. Hal ini menjadi sejalan dengan yang dipaparkan Duta Besar Ngurah yang membahas seputar current global challenges dan national challenges yang dihadapi Indonesia sebagai salah satu negara besar di dunia dari segi natural resources, economic growth dan human resource. Namun, untuk mahasiswa di luar konsentrasi IB juga tetap mempelajari mata kuliah International Business sebagai dasar untuk mengenal dinamika perubahan yang terjadi dan apa dampaknya terhadap Indonesia, terhadap kerja sama (baik bilateral maupun multilateral) antar negara. Jadi topik yang dibawakan oleh Dubes Ngurah sudah tepat, beliau memotivasi dan memberi nw insight untuk mahasiswa sehingga semakin ter-ekspose dengan dunia global dan mampu menjadi agent of change menuju Indonesia emas 2045,” Jelas Cyntia. (mt)