DKV UPH Gelar Pameran Karya Mahasiswa Sekaligus Edukasi Fungsi Desain.

Umumnya Tugas Akhir (TA) mahasiswa hanya untuk memenuhi persyaratan ujian atau sidang, dan selesai saat lulus sidang. Tidak demikian halnya dengan program studi Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Pelita Harapan (UPH). Program studi ini mendorong mahasiswa untuk menghasilkan karya-karya terbaik dan dipresentasikan kepada publik melalui ajang pameran di setiap semester Ganjil dan Genap. Tidak hanya dipamerkan, prodi DKV UPH juga menggelar bedah karya dari perwakilan setiap peminatan, untuk memberikan edukasi pemahaman fungsi desain kepada publik.

Tahun ini DKV UPH mengambil tema ‘Look Over’ – pameran karya mahasiswa dari tiga peminatan yang berbeda (Animasi, Desain Grafis, dan Sinematografi), pada 7-15 Mei 2019 di Pelita Hall Gedung B UPH Lippo Village. Karya yang ditampilkan berasal dari tugas dan sidang akhir mahasiswa angkatan 2015 yang dikemas dalam bentuk pameran instalasi sederhana. Bedanya, pameran DKV UPH kali ini dengan tahun sebelumnya yaitu selain pameran karya dihadirkan juga sesi bedah karya yang dilakukan oleh 3 mahasiswa dari 3 pemiatan tersebut.

Sesi beda karya ini dapat menjadi sebuah kesempatan yang baik sekali dalam menceritakan apa itu DKV UPH dan hasil akhir dari studi di DKV UPH. Alfiansyah Zulkarnain, S.Sn., M.Ds. – Head of Visual Communication mengungkapkan bahwa pembelajaran di DKV UPH, tidak bisa sebatas mengerjakan design, film, atau animasi saja, namun lebih dalam lagi mahasiswa juga diajak untuk bisa mempelajari realita dalam masyarakat.

“Jadi kami ada mata kuliah estetika, desain untuk masyarakat dan lingkungan, metodologi design, design sosial budaya, dan lain sebagainya. Tujuannya agar mahasiswa mampu membaca masyarakat yang ada zaman sekarang juga kecenderungan masyarakat ke depannya. Dan pengetahuan itu harus dimanfaatkan atau di-utilize dalam Tugas Akhir. Jadi pada saat mengerjakan tugas diminta pertanggung jawabannya secara holistis. Artinya, karya mereka tidak hanya bagus secara visual, namun kontekstual dengan kondisi masyarakat,” ungkap Alfiansyah.

Alfiansyah juga mengharapkan mahasiswa tidak hanya menyediakan solusi design yang benar, namun mampu membawakan kebaruan, inovasi, yang secara dinamis berubah mengikuti perkembangan zaman.

Melanjutkan Alfian, Lala Santyaputri dosen peminatan Sinematografi juga menuturkan bahwa karya mahasiswa DKV UPH tidak mengikuti trend tapi menciptakan trend.

“Saya melihat dan menilai bahwa karya mahasiswa DKV di luar trend. Jadi mereka tidak bicara soal apa yang populer sekarang, mereka justru menggali originalitas dari karya desain yang dibuat dan pada akhirnya menciptakan sesuatu yang baru. Itu yang menjadi kekuatan dan membuat mereka berbeda di banding dengan orang lain,” kata Lala.

Saat menyaksikan pameran karya mahasiswa DKV, Dr. Martin Luqman Katoppo, S.T., M.T. – Acting Dean of School of Design menyatakan sangat bangga, karena melalui karyanya mereka sudah sekaligus menjadi ‘storyteller’.

“Inilah Key value DKV, yaitu bagaimana menyampaikan pesan kepada masyarakat melalui karya yang dihasilkan. Karena itu kita ingin mahasiswa School of Design itu punya hati untuk bisa melihat isu-isu yang terjadi dalam masyarakat, reliable, berguna, dan menjadi solusi atas masalah. Di School of Design kita mengajarkan mahasiswa untuk menjadi designer yang seutuhnya dan melayani menjadi berkat Tuhan, ” pungkas Dr. Martin. (pl)


baca juga:

Desain Komunikasi Visual: Keunggulan Jurusan & Prospek Karier