Arsitektur UPH Adakan Sharing Session Peserta Korean Student Exchange.

Universitas Pelita Harapan (UPH) selalu berupaya untuk membekali mahasiswanya dengan pengalaman dan wawasan yang luas selain dari pembelajaran di kelas. Setelah resmi bekerja sama antara program studi Arsitektur UPH dengan Seoul National University of Science and Technology pada Desember 2018 lalu, kini jalinan hubungan tersebut diwujudkan melalui program Korean Student Exchange.

“Student exchange ini dapat diikuti oleh mahasiswa prodi Arsitektur UPH yang sudah berada di tahun ketiga. Melalui program ini mereka mengikuti masa perkuliahan di Seoultech University selama satu semester, dan kali ini merupakan batch pertama dari Arsitektur UPH yang mengikuti program ini”, ujar Alvar Mensana, B.Arch., M.S.AAD., – Ketua Program Studi Arsitektur UPH.

Batch pertama berlangsung pada semester lalu, Agustus-Desember 2019, diikuti empat mahasiswa prodi Arsitektur angkatan 2017, yaitu Gilbert, Jesslyn, Jessica Lee, dan Nathanael. Sekembalinya dari program tersebut, mereka diminta menceritakan pengalaman mereka dihadapan mahasiswa lainnya. Banyak cerita yang dibagikan seputar pengalaman belajar di kampus dan aktivitas bersama mahasiswa program student exchange dari negara lainnya. Mereka mengaku banyak mendapatkan pengalaman baik dari segi akademik dan juga budaya.

“Sebagai mahasiswa Arsitektur, saya tidak hanya belajar di kelas dengan dosen, tetapi juga belajar di luar sembari jalan-jalan dan melihat arsitektur bangunan di Korea yang berbeda dengan di Indonesia. Selain itu disana juga saya membuat final project dengan tema Co-Living. Saya satu kelompok dengan teman saya Gilbert dan teman dari Korea”, jelas Nathanael.

Sebagai rekan kelompok Gilbert, Nathanael pun menjelaskan mengenai final project yang mereka buat selama di Korea.

“Kami disana membuat satu desain gedung dengan konsep Co-Living yang mencangkup dormitory, apartment, dan work-space sebagai final project. Secara garis besar Co-Living merupakan konsep bangunan yang tidak hanya fokus pada satu jenis lingkungan, tetapi dalam satu bangunan terdapat banyak orang dari latar belakang yang berbeda. Melalui project ini kami menggabungkan tipologi di Korea dengan ilmu arsitektur yang sudah kami dapat di UPH,” tambah Gilbert.

Hal serupa juga dirasakan oleh Jesslyn dan Jessica selama menempuh studi di Seoultech University.
“Melalui program student exchange ini, saya memiliki point of view yang baru karena disana belajar banyak hal, seperti study trip melihat banyak arsitektur di Korea dan juga belajar tentang budayanya,” ungkap Jesslyn.
Melengkapi Jessyln, Jessica juga menambahkan bahwa kurikulum yang diberikan selama belajar di Seoultech University tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan kurikulum di Arsitektur UPH. Perbedaannya hanya terletak di gaya mengajar dosen.

Dengan adanya sharing pengalaman keempat mahasiswa Arsitektur yang sudah mengikuti program ini, Alvar berharap kedepannya lebih banyak lagi mahasiswa yang mengikuti student exchange agar bisa memperkaya wawasan mereka. (na/rh)