Monica Aprilia Entrepreneur Replika Miniatur Makanan Ikut dalam Wisuda UPH 2019.

Monica Aprilia – lulusan Fakultas Pariwisata UPH angkatan 2015, yang mengasah hobinya hingga menjadi kariernya merupakan salah satu lulusan UPH yang resmi di wisuda pada 22 November 2019 di UPH Kampus Lippo Village. Bisnisnya yang unik dan kreatif nyatanya menarik minat publik. Lemon Miniature – brand yang dirintis Monica sejak 2016, yaitu membuat miniature makanan atau bentuk lainnya dengan clay.

“Saat kelas 6 SD, saya menyaksikan acara pada stasiun televisi swasta di Jepang yang menampilkan kerajinan miniatur, lalu dari sana saya tertarik dan menjadikannya sebagai hobi. Hingga pada akhirnya saya ingin memberikan kontribusi di industri food and beverages melalui kerajinan ini, dan kebetulan mendapatkan kepercayaan dari customer untuk membuat replika makanan dan menekuni bidang ini menjadi sebuah bisnis,” ujarnya.

Dalam berbisnis tentu ada prinsip dan nilai yang senantiasa di pegang oleh Monica sebagai Owner and Crafter dari Lemon miniature. Baginya UPH sebagai tempatnya menjalani studi sangat mempengaruhi value yang dipegang dan pengembangan skillsnya dan berguna dalam menjalani bisnis.

“Pada saat saya menempuh studi di Fakultas Pariwisata, saya diajarkan untuk mementingkan customer service. Jadi, hal ini sangat membantu saya dalam menangani dan menjaga hubungan dengan customer, serta meningkatkan kualitas produk. Salah satu nilai godly character yang diutamakan oleh UPH juga membuat saya selalu mengandalkan dan mempercayakan segala aspek kehidupan saya, termasuk bisnis ini kepada Tuhan,” tutur Monica yang lulus dari program studi Usaha Perjalanan Wisata UPH.

Sebagai lulusan UPH, wanita yang akrab disapa Monica ini telah membuktikan kontribusinya dalam industri kreatif ini melalui banyaknya karya yang dia ciptakan untuk beberapa perusahaan food and beverages di Indonesia seperti Nestle Cerelac, Pepper Lunch, dan Kokumi. Dia juga mengakui terjun langsung dalam proses pembuatannya yang memakan waktu 2 hingga 3 minggu.

“Sebenarnya proses pembuatan replika makanan ini tidak semudah yang dibayangkan. Contohnya saja dalam membuat replika ayam goreng, pertama akan dibentuk dulu dari clay, lalu dibuat tekstur krispi seperti ayam goreng asli, kemudian harus ditunggu kering baru bisa diwarnai. Proses pewarnaannya pun layer per layer. Jadi, dari warna yang muda dulu, dilanjutkan ke warna yang semakin tua di atasnya,” jelasnya.

Kini, Monica melihat bisnis kerajinan replika makanan ini sebagai salah satu inspirasi bisnis yang unik dan menjanjikan.

“Saat ini masih jarang ditemukan bisnis yang serupa dengan yang saya lakukan. Apalagi saya membuat replika makanan ini secara handmade, dimana orang-orang lain biasanya membuatnya menggunakan mesin,” ucapnya. (na)